Hai...✋
Terima kasih sudah berkunjung ke blog Tulisan Mulyanita. Pelatihan menulis PGRI hari ini membahas Kiat Menulis Cerita Fiksi. Seperti apa sih menulis cerita fiksi itu? Yuk segera kita belajar dari Bapak Sudomo.
Apa sih cerita fiksi itu?
Cerita fiksi adalah cerita rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan. Sehingga sifat dari cerita fiksi adalah cerita karangan atau imajinasi penulis. Kebenaran dalam cerita fiksi bersifat relatif dan tidak mutlak. Biasanya cerita fiksi membidik emosi/perasaan si pembaca agar tertarik membacanya.
Menulis cerita fiksi secara umum sama dengan menulis lainnya, hanya saja pada cerita fiksi penulis harus dapat mengembangkan imajinasi. Tidak ada sistematika baku dalam penulisan cerita fiksi.
Bentuk cerita fiksi antara lain: fiksimini, flashfiction, pentigraf, novel, novela. Yang umum kita kenal adalah cerpen dan novel. Perbedaan bentuk-bentuk cerita fiksi terletak pada jumlah kata dan kompleksitas konflik cerita. Misalnya cerpen hanya satu konflik, novel lebih banyak dan rumit konfliknya, fiksimini terdiri dari beberapa kata namun berupa cerita utuh.
Apa manfaatnya mampu melis cerita fiksi dengan profesi guru?
Saat ini Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) salah satu komponen ujinya adalah literasi, lebih tepatnya literasi fiksi. Dengan kemampuan menulis cerita fiksi, guru akan merasa lebih mudah dalam membuat soal latihan ANBK untuk muridnya. Sehingga sebagai guru kita tidak hanya mengandalkan soal-soal dari internet. Kita dapat membuat soalnya sendiri.
Unsur-unsur dalam pembuatan cerita fiksi apa saja?
- Tema
- Alur atau Plot
- Penokohan
- Analitik adalah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian, deskripsi atau penjelasan penulis. Penggambaran tokoh disini tidak berbelit-belit sehingga mengurangi salah tafsir dari pembaca.
- Fisik adalah penggambaran fisik dari tokoh yang diceritakan. Contoh penggambaran seorang anak yang kurus: Di rumah itu kutemui seorang anak kecil dengan kulit legam, pipi tirus, tubuh yang terbalut oleh tulang dan kulit.
- Perilaku tokoh adalah gambaran tokoh yang berpusat pada perilakunya. Contoh: Tatapan lembut ia arahkan diiringi senyum mengembang. Dengan lemah lembut gadis itu menyentuh dan memeluk tubuh anak kecil itu
- Lingkungan tokoh adalah penggambaran tentang lingkungan dimana tokoh tersebut berada.
- Penggambaran tokoh oleh tokoh lain. Disini sifat, perilaku atau perasaan tokoh digambarkan oleh tokoh lain. Contoh: Kutatap Dodo yang menengadahkan wajahnya di bawah guyuran hujan, mengharapkan kesejukan dari air yang turun namun itu hanya upayanya menutupi air mata yang menetes.
- Latar (setting)
- Sudut pandang
Bagaimana kiat menulis cerita fiksi?
- Niat. Ini merupakan motivasi untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi
- Membaca. Agar dapat menulis cerita fiksi, penulis harus sering membaca cerita fiksi juga. Hal ini akan membantu ide dalam penulisan cerita fiksi yang kita buat. Selain itu harus latihan menulis juga
- Ide dan genre. Segera catat ide saat ia muncul. Bisa juga ide didapatkan dengan cara mengembangkan imajinasi. Sedangkan untuk pemilihan genre dapat disesuaikan dengan yang penulis sukai atau kuasai
- Outline. Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi. Kerangka yang perlu disusun antara lain: menentukan tema agar pembaca mengerti lingku dari cerita fiksi; mebuat premis sesuai tema; menentukan alur berdasarkan unsurnya; menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik; menentukan latar dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail; dan memilih sudut pandang pencitraan yang unik
- Menulis. Pada bagian ini penulis harus mampu membuka cerita dengan baik yang bisa berupa dialog, kutipan, kata unik atau konflik. Dilanjutkan dengan pengenalan tokoh dan latar dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca. Dalam penggambaran konflik dapat menguatkan sisi konflik internal atau eksternal tokoh. Pemilihan susunan kalimat usahakan pendek dan jelas dengan diperkuat dengan pemilihan diksi. Yang terakhir membuat ending.
- Swasunting. Proses ini dilakukan setelah selesai menulis. Jika swasunting dilakukan saat penulisan akan menyebabkan tulisan tidak rampung. Fokus penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita. Sediakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) saat mengedit.
Pisau tajam perlu diasahTerus diasah supaya kuatBelajar itu tidak boleh mudah lelahIlmu didapat juga bermanfaat
BalasHapusMantap Bu..bagus susunan tulisannya
Tampilan nya keren ibu Nita, selalu membuat penasaran Dan ditunggu
BalasHapusSemoga lelah terbalas indah
BalasHapusRapi banget Bu👍
lelahnya menjadi lillah ..semangat bunda
BalasHapusMakin keren. Makin mantep tulisannya rapih dan enak di aca
BalasHapuskeren
BalasHapus