Sabtu, 30 Oktober 2021

PROGRAM MENULIS BUKU MAYOR DALAM DUA MINGGU (Prof Eko Indrajit)

Haaii...✋

Walau terlambat, izinkan saya untuk tetap melunasi hutang membuat resume pada pertemuan ke 12 ini. Apalagi malam ini tema yang menarik sekali dimana tema ini adalah hal yang diidamkan oleh para penulis, Program Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu.


Pelatihan ini dibuka dengan link youtube https://youtube.com/shorts/JIahtF4Q19E?feature=share untuk memilih judul buku yang berada dalam naungan Prof. Eko Indrajit. Setelah memilih salah satu judul dari Prof. Ekoji, tugas kita adalah mengembangkan dan buat Table Of Content atau daftar isinya yang memuat 5W +1 H


Bagaimana tahap membuat buku dalam waktu 2 minggu?

  1. Singgah ke youtube EKOJI CHANNEL dan melihat video-video tentang pembelajaran yang saya tampilkan di sana.
  2. Calon penulis diminta memilih satu video yang menarik perhatian dalam hal kontennya.
  3. Dalam waktu satu minggu, calon penulis diminta untuk membuat resume dari pembahasan di dalam video atau mengubahnya dengan menggunakan bahasa calon penulis susun sendiri.
  4. Setelah melihat hasil pembuatan resume, Prof Eko akan mengajak membuat Table of Contents atau daftar isi yang kira-kira sesuai dengan yang telah disampaikan di dalam video (pada video penjelasan sudah cukup jelas)
  5. Calon penulis diminta mencari sumber lain di internet mengenai konten atau topik serupa dan menuliskannya kembali dengan kata-kata sendiri untuk memperkaya tulisan yang telah dibuat.
  6. Tulisan diharapkan memiliki 100 halaman  format kertas A5 atau lebih. Jika buku sudah tersusun Prof Eko akan menyerahkan ke Penerbit ANDI untuk dilihat kemungkinan diterbitkannya.
  7. Penerbit ANDI melakukan telaah/kurasi, dan menetapkan bahwa sebagian besar tulisan tersebut dapat diterbitkan, sementara beberapa tulisan perlu mendapatkan revisi minor maupun major.
  8. Fiiiooolaaaa... terbitlah buku-buku tulisan guru-guru yang hebat, dimana mereka menjadi penulis pertama, dan Prof Eko penulis keduanya. Impian guru-guru hebat untuk menerbitkan buku menjadi nyata. Buku ini ada yang berbentuk buku fisik ataupun juga e-book yang sudah memiliki ISBN.


Waaaahhhh...impian kita semua ya ini.. Bismillah punya kesempatan juga.. aamiinn..


Setelah pemberian materi dari Prof Eko, ada sesi tanya jawab yang bagus sekali untuk kita simak. Yukk cuuss...

Hal apa saja yang membuat penerbit mayor menjadi tidak tertarik pada tulisan kita. Lalu, bagaimana menyikapi hal itu. Dan, apa kiatnya bagi penulis pemula untuk mengetahui " selera" penerbit mayor dalam menerbitkan sebuah buku agar laku dijual? (Susi dari Kayuagung)

Ternyata pertanyaan dari Bu Susi adalah pertanyaan yang banyak ditanyakan. Pada dasarnya setiap penerbit mayor memiliki kriteria masing-masing dalam menilai naskah yang diajukan layak terbit atau tidak. Misalnya, judul atau topik yang dibahas haruslah sangat menarik, sedang trend dan viral. Juga ada kriteria seberapa terkenalnya penulis. Itu sebabnya Prof Eko menjadi penulis kedua untuk mendongkrak nama penulis baru untuk dapat menerbitkan bukunya, contohnya buku Bu Aam.


Jika ingin bergabung menjadi penulis dengan Prof Eko apakah kriteria, judul buku ditentukan atau membuat sendiri? (Romdiyah dari Kalibaru, Jakarta Utara)

Akan ada tantangan baru dari Prof Eko di bulan Januari. Nah jika anda tertarik untuk mengikutinya, daftar ke bu Aam. Tantangan ini akan diluncurkan di ulang tahun Prof Eko pada tanggal 24 Januari 2022. Tertarik? Daftarkan diri ke bu Aam ya...

Wahhh... ada tantangan lagi... Menarik kan? Ikutan yuk.

Tantangan tersebut adalah penghujung pelatihan ini, sehingga memacu semangat berkarya kita semua.💖

Sekian Tulisan Mulyanita, saya tutup dengan pantun:


Di bulan Ramadhan makan siang jadi larangan

Selain puasa ada solat tarawih dan tahajud

Hati bergetar mendapat tantangan

Buku solo harapan yang semoga terwujud

Rabu, 27 Oktober 2021

KIAT MENULIS CERITA FIKSI (Sudomo, S.Pt)


Hai...✋ 

Terima kasih sudah berkunjung ke blog Tulisan Mulyanita. Pelatihan menulis PGRI hari ini membahas Kiat Menulis Cerita Fiksi. Seperti apa sih menulis cerita fiksi itu? Yuk segera kita belajar dari Bapak Sudomo.

Apa sih cerita fiksi itu?

Cerita fiksi adalah cerita rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan. Sehingga sifat dari cerita fiksi adalah cerita karangan atau imajinasi penulis. Kebenaran dalam cerita fiksi bersifat relatif dan tidak mutlak. Biasanya cerita fiksi membidik emosi/perasaan si pembaca agar tertarik membacanya.

Menulis cerita fiksi secara umum sama dengan menulis lainnya, hanya saja pada cerita fiksi penulis harus dapat mengembangkan imajinasi. Tidak ada sistematika baku dalam penulisan cerita fiksi.

Bentuk cerita fiksi antara lain: fiksimini, flashfiction, pentigraf, novel, novela. Yang umum kita kenal adalah cerpen dan novel. Perbedaan bentuk-bentuk cerita fiksi terletak pada jumlah kata dan kompleksitas konflik cerita. Misalnya cerpen hanya satu konflik, novel lebih banyak dan rumit konfliknya, fiksimini terdiri dari beberapa kata namun berupa cerita utuh.

Contoh fiksimini buatan Pak Domo yang dibuatnya di twitter


Apa manfaatnya mampu melis cerita fiksi dengan profesi guru?

Saat ini Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) salah satu komponen ujinya adalah literasi, lebih tepatnya literasi fiksi. Dengan kemampuan menulis cerita fiksi, guru akan merasa lebih mudah dalam membuat soal latihan ANBK untuk muridnya. Sehingga sebagai guru kita tidak hanya mengandalkan soal-soal dari internet. Kita dapat membuat soalnya sendiri.

Unsur-unsur dalam pembuatan cerita fiksi apa saja?

  • Tema
Tema adalah ide pokok cerita. Tips menentukan tema antara lain: sesuatu yang dekat dengan kehidupan penulis misalkan menceritakan tentang kehidupan sebagai seorang guru atau menceritakan hal menarik tentang murid-murid di sekolah; menarik perhatian penulis; bahan yang mudah diperoleh penulis dan yang ruang lingkupnya terbatas. Cara menemukan tema cerita fiksi adalah dari bacaan, curahan hati orang lain, dan kehidupan sehari-hari. Contoh tema: Pengalaman belajar dari rumah pada kondisi pandemi covid 19; Perjuangan guru dalam pembelajaran jarak jauh, dll

  • Alur atau Plot
Alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Jenis-jenis alur ada alur maju, alur mundur, alur campuran, alur flashback, dan alur kronologis. Alur/plot memiliki beberapa unsur diantaranya: pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik memuncak (klimaks) dan penyelesaian (ending). Unsur alur/plot dapat berubah sesuai dengan jenis alur yang dipilih.
  • Penokohan
Penokohan dapat diartikan sebagai penggambaran karakter dalam cerita. Macam-macam penokohan antara lain: tokoh antagonis, protagonis dan tritagonis. Berikut adalah teknik penggambaran tokoh :
  1. Analitik adalah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian, deskripsi atau penjelasan penulis. Penggambaran tokoh disini tidak berbelit-belit sehingga mengurangi salah tafsir dari pembaca.
  2. Fisik adalah penggambaran fisik dari tokoh yang diceritakan. Contoh penggambaran seorang anak yang kurus: Di rumah itu kutemui seorang anak kecil dengan kulit legam, pipi tirus, tubuh yang terbalut oleh tulang dan kulit. 
  3. Perilaku tokoh adalah gambaran tokoh yang berpusat pada perilakunya. Contoh: Tatapan lembut ia arahkan diiringi senyum mengembang. Dengan lemah lembut gadis itu menyentuh dan memeluk tubuh anak kecil itu
  4. Lingkungan tokoh adalah penggambaran tentang lingkungan dimana tokoh tersebut berada. 
  5. Penggambaran tokoh oleh tokoh lain. Disini sifat, perilaku atau perasaan tokoh digambarkan oleh tokoh lain. Contoh: Kutatap Dodo yang menengadahkan wajahnya di bawah guyuran hujan, mengharapkan kesejukan dari air yang turun namun itu hanya upayanya menutupi air mata yang menetes.
  • Latar (setting)
yaitu penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Jenis-jenis latar: latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material, dan latar integral.
  • Sudut pandang
Yaitu cara penulis menempatkan dirinya dalam cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita. Maca-macam sudut pandang : Orang pertama tunggal, Orang pertama jamak, Orang kedua, Orang ketiga tunggal, Orang ketiga jamak, dan campuran

Bagaimana kiat menulis cerita fiksi?

  1. Niat. Ini merupakan motivasi untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi
  2. Membaca. Agar dapat menulis cerita fiksi, penulis harus sering membaca cerita fiksi juga. Hal ini akan membantu ide dalam penulisan cerita fiksi yang kita buat. Selain itu harus latihan menulis juga
  3. Ide dan genre. Segera catat ide saat ia muncul. Bisa juga ide didapatkan dengan cara mengembangkan imajinasi. Sedangkan untuk pemilihan genre dapat disesuaikan dengan yang penulis sukai atau kuasai
  4. Outline. Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi. Kerangka yang perlu disusun antara lain: menentukan tema agar pembaca mengerti lingku dari cerita fiksi; mebuat premis sesuai tema; menentukan alur berdasarkan unsurnya; menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik; menentukan latar dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail; dan memilih sudut pandang pencitraan yang unik
  5. Menulis. Pada bagian ini penulis harus mampu membuka cerita dengan baik yang bisa berupa dialog, kutipan, kata unik atau konflik. Dilanjutkan dengan pengenalan tokoh dan latar dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca. Dalam penggambaran konflik dapat menguatkan sisi konflik internal atau eksternal tokoh. Pemilihan susunan kalimat usahakan pendek dan jelas dengan diperkuat dengan pemilihan diksi. Yang terakhir membuat ending.
  6. Swasunting. Proses ini dilakukan setelah selesai menulis. Jika swasunting dilakukan saat penulisan akan menyebabkan tulisan tidak rampung. Fokus penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita. Sediakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) saat mengedit.
Fiiuuuhhh...selesai sudah resume pelatihan malam ini. Isi pelatihan malam ini cukup berat terutama bagi saya yang masih awam dengan kaidah penulisan. Bahkan ada beberapa hal yang saya sendiri kurang paham dan browsing materi tambahan😅 Tetap semangat belajar. Terlebih ada tantangan dari narasumber untuk membuat 5 contoh tema yang bisa dikembangkan menjadi cerita fiksi, serta dari kelima tema ini pilih satu untuk dijadikan premis. Baiklah kita jawab tantangan ini pada esok hari, karena malam ini mata sudah redup seperti bohlam lampu yang mau putus.

Terima kasih sudah membaca tulisan mulyanita malam ini. Sampai bertemu ditulisan selanjutnya.. 

Pisau tajam perlu diasah
Terus diasah supaya kuat
Belajar itu tidak boleh mudah lelah
Ilmu didapat juga bermanfaat
 

Senin, 25 Oktober 2021

MENULIS ITU MUDAH (Dr Ngainun Naim)


 Assalamu'alaikum.. Selamat malam pembaca Tulisan Mulyanita✋

Pada malam ini, pelatihan menulis kita akan menimba ilmu luar biasa dari Bapak Dr. Ngainun Naim yang berjudul Menulis itu Mudah. Apa benar menulis itu mudah? Jawabannya : Mudah, bagi yang sudah terbiasa😁 Hal ini mengingatkan saya dengan quotes: "Bisa karena Dipaksa, Mahir karena Terbiasa"

Bagaimana caranya agar menulis itu mudah? Cuss.. kita langsung simak materinya.

  1. Atur pikiran kita bahwa menulis itu mudah. Keyakinan ini akan membuat kamu optimis untuk menulis. Anggap saja menulis adalah ketrampilan Sekolah Dasar. Menulis tidaklah membutuhkan bakat istimewa, kamu hanya perlu memiliki minat (ketertarikan) dan kemauan berlatih.
  2. Perbanyak membaca. Membaca adalah syarat wajib untuk bisa menulis dengan baik. Rasanya kecil kemungkinan seseorang bisa menghasilkan tulisan yang bagus ketika ia tidak memiliki budaya membaca. Membaca tidak sesuatu yang berat, suntuk atau tidak menarik. Luangkan saja membaca selama 10-15 menit setiap hari. Kebiasaan menulis ini  akan memudahkan kita menemukan atau mengembangkan ide.
  3. Luangkan waktu untuk menulis. Ingat luangkan waktu untuk menulis bukan menunggu waktu luang agar bisa menulis. Konsisten menulis setiap hari walaupun hanya 5 menit. 
  4. Rajin mengamati, mencatat dan mengolahnya menjadi sebuah tulisan. Menjadi penulis kita harus mengasah pendengaran dan penglihatan. Hasil pengamatan ini segera dibuatkan dalam bentuk catatan lalu diolah menjadi tulisan yang menarik dan informatif. Perbedaan antara penulis dengan yang bukan terletak pada kemampuan mengangkat hal biasa menjadi luar biasa.
  5. Belajar menulis kepada penulis. Pengalaman penulis akan memperkaya perspektif kita.

Narasumber juga menjelaskan tipe-tipe penulis:

  • Penulis sejati. Tipe penulis ini terus menelurkan karya-karyanya sejak pertama ia memulai hingga kini. Ia terus berproses dan menekuni dunia menulis seakan-akan hidupnya adalah menulis dan menulis
  • Penulis musiman. Tipe ini biasanya hanya menulis ketika ada sebuah tuntutan atau momentum tententu. Adanya dorongan yang membuat seorang penulis merasa perlu untuk menulis, contoh karena ada perlombaan atau karena syarat kenaikan pangkat. Aktivitas menulis bagi tipe ini cenderung pasif
  • Penulis yang pernah produktif. Tipe penulis ini pernah aktif dalam dunia menulis dan menghasilkan karya. Namun seiring berjalannya waktu dan perubahan zaman produktivitasnya menurun bahkan hilang. Banyak hal yang menyebabkan hal ini, salah satunya kesibukan penulis atau menulis dianggap sebagai bidang yang tidak menguntungkan.
  • Penulis yang pernah muncul dengan karyanya. Tipe ini penulis mungkin pernah menulis satu atau dua artikel atau buku namun setelah itu tidak ada lagi karya-karya lanjutannya.
  • Penulis cita-cita. Ya, benar menulis hanya sebatas cita-cita saja. Tidak ada karyanya
Ayo kalian tipe yang mana? Sejujurnya saya baru sampai di kategori penulis musiman. Hanya menulis ketika ada momentum. Seperti momen pelatihan menulis ini, saya baru di tahap menulis resume. Ya, semoga kedepannya saya semakin semangat menulis hingga bisa masuk kategori penulis sejati.

Ibu Nurul Chomaria membuat empat kuadran menulis, yaitu

  1. Penulis yang mau dan mampu
  2. Penulis yang tidak mampu tetapi mau menulis
  3. Penulis yang mampu menulis tetapi mau
  4. Penulis yang tidak mampu dan tidak mau.
Wah kayaknya kuadran keempat cuma ikut-ikutan pelatihan menulis tetapi tidak mau menulis resume nih. Hayo siapa yang seperti ini di grup pelatihan menulis? Kadang menyimak materi, kadang tidak juga resume tidak dibuat-buat. ehehe✌

Pesan saya sesama pembelajar di grup pelatihan ini, "Terus berlatih menulis hingga seakan-akan hidupmu ditakdirkan untuk menulis. Teruslah menulis hingga tulisanmu menjadi jariahmu di hari akhir."

Sekian Tulisan Mulyanita malam ini, semoga ada pembelajaran yang bisa didapatkan dan segera praktekkan. Salam semangat yang hangat💓 

Jumat, 22 Oktober 2021

IDE MENULIS BAGI GURU (Wijaya Kusumah, M.Pd)


Haiii... ✋

Terima kasih sudah mampir ke blog Tulisan Mulyanita lagi. Malam ini kita akan belajar langsung dari guru besarnya pelatihan menulis gratis PGRI, siapa lagi kalau bukan Om Jay. Dari pengalaman yang luar biasa dalam menulis, Om Jay membuka pelatihan dengan ungkapan : "Di atas langit masih ada langit. Kita tidak boleh sombong apalagi membanggakan diri. Belajarlah ilmu padi yang makin berisi kian menunduk". Luar biasa pengingatannya terutama bagi saya yang baru belajar menulis resume di blog ini.

Di awal pertemuan Om Jay mengingatkan kita, sebagai guru kita memiliki banyak hal untuk diceritakan. Bisa dari cerita pribadi ataupun cerita dari rekan kerja juga murid kita. Pengalaman-pengalaman yang kita lalui juga dapat kita ceritakan dalam blog sebagai sebuah informasi bagi pembacanya. 

Bagaimana cara membuat sebuah tulisan? Gampang, mulai saja dahulu tulisan dengan membuat 3 alinea, yaitu alinea pembuka, isi dan penutup. 

  • Alinea pertama dapat berupa pembahasan judul yang dikemas secara menarik minat pembaca, atau "kepo". 
  • Pada alinea kedua kita bisa mengembangkan tulisan dengan rumus 5W plus 1H.  5W terdiri dari : Who (Pelaku atau objek); What (Peristiwa); Where (Tempat kejadian); When (Waktu); Whay (Tujuan, latar belakang peristiwa). 1H yaitu How (Detail peristiwa)
  • Alinea penutup bisa berupa kesimpulan dari informasi juga kalimat penutup yang menarik seperti quotes.
Pada sesi tanya jawab terdapat beberapa pertanyaan yang bermanfaat untuk kita bahas di sini, diantaranya sebagai berikut :

  • Bagaimana dengan ide menulis kita yang sudah dibuat oleh orang lain? Tulis saja, seperti halnya sidik jari setiap orang yang berbeda-beda, cerita atau tulisan tiap-tiap orang memiliki ciri khasnya masing-masing.
  • Apa tips agar memiliki tulisan yang luar biasa seperti om Jay? Menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi

Rumus sukses menulis ala Om Jay: 2P (Pendidikan dan pengalaman); 267 (relasi); 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santuy)😁 Unik dan menarik ya...
  • Bagaimana cara merangsang otak untuk mengangkat sebuah ide yang kemudian menjadi karya? Menulis itu membutuhkan seni, tidak perlu pakai otak. Menurut alm. Nusa Putra, menulis itu hanya membutuhkan pantat untuk duduk sebentar kemudian tuliskan yang kamu kuasai atau sukai.
  • Bagaimana cara mengembalikan mood dan ide yang hilang? Caranya adalah menjadikan menulis sebagai kebutuhan. Ketika kita tidak membaca dan menulis maka kita merasa haus dan lapar. Lalu agar ide tulisan tidak hilang, coba tulis dulu ide yang sedikit itu di media sosial kita, atau bisa juga abadikan dulu ide kita dalam bentuk foto atau video lalu nanti kita buat rangkaian kata-katanya pada jam/jadwal menulis.
Super sekali ya pembahasan hari ini. Singkat padat dan mewajibkan kita untuk memulai tulisan. Baiklah mengakhiri pertemuan malam ini saya mengutip kalimat motivasi dari Harold Whitman :

 

Don't ask yourself what the world needs, ask yourself what makes you come alive. And then go and to that. Because what the world needs is people who have come alive
 
Terima kasih atas kesediannya membaca, sampai jumpa lagi pada Tulisan Mulyanita lainnya. byeeee...😊

Kamis, 21 Oktober 2021

KOMITMEN MENULIS DI BLOG (Drs. Dedi Dwitagama, M.Si)


 Haiii para pembaca Tulisan Mulyanita..✋

Maafkan saya yang pada pertemuan ini absen mengikuti pelatihan, tetapi saya akan tetap buatkan resume diskusi pelatihan semalam sebagai bentuk komitmen untuk menyelesaikan misi pembiasaan menulis ini. Baiklah, membuka resume malam ini saya ingin memberikan kata penyemangat :

Jangan pernah berhenti belajar, karena kehidupan ini tidak pernah berhenti mengajarkan

Berbeda dari pertemuan sebelumnya, pada pertemuan malam ini narasumber berinteraksi dengan kami dalam bentuk tanya jawab. Sudah penasaran belum nih dengan isi tanya jawab malam ini? Yuk langsung kita bahas.

  • Makna blog bagi penulisnya
Bagi blogger, kehadiran blog layaknya majalah pribadinya. Blogger bisa menuliskan apa saja sesuka hatinya. Blog dapat menjadi sarana kita melatih kebiasaan menulis, curhat, menceritakan pengalaman pribadi bahkan branding diri kita. Pengalaman-pengalaman yang telah kita lalui, kemudian kita tuliskan adalah cara terbaik dalam branding diri kita. Misalkan seusai mengisi pelatihan kita buatkan tulisan, ini menjadi branding juga portofolio diri kita
  • Tuliskan hal yang bermanfaat dan menarik
Tulisan yang kita buat haruslah membahas hal yang bermanfaat. Hal inilah yang membuat orang tertarik untuk membaca blog kita. Oiya tulisan yang menarik atau memiliki kekhasan tertentu akan membawa orang lain menjadi penikmat tulisan kita
  • Komitmen menulis di blog
Kunci sukses komitmen dalam menulis adalah dengan terus menulis. Komitmen ini bergantu pada kemauan kita untuk melakukannya terus menerus. Sejujurnya ini adalah hal yang sedang saya rasakan loh. Bermula dari kewajiban membuat resume di blog agar lulus dari pelatihan ini, lalu melihat semangat peserta lainnya dalam membuat resume membuat saya juga termotivasi dan menunggu-nunggu waktu pelatihan agar bisa kembali membuat resume. Doakan ya semoga komitmen ini terus terasah hingga menghasil karya-karya dari seorang Mulyanita. ehehe😅
  • Waktu untuk menulis blog
Peran sebagai orangtua di rumah juga sebagai guru di sekolah tempat mengajar membuat kita merasa 24 jam tdaklah cukup untuk melatih kemampuan menulis. Apalagi untuk menghasilkan karya-karya besar dari menulis. Tetapi menurut narasumber ini hanyalah alasan. Waktu menulis ini sangat bergantung pada kemauan kita. Jika kita mau maka kita pasti dapat mengatur waktu untuk dapat menulis. Pengalaman narasumber, ia menulis disela-sela waktu menunggu anaknya saat menjemput sekolah. Atau saat menunggu istrinya berbelanja.
  • Bakat menulis
Dalam dunia penulisan ataupun cabang olahraga, bakat bukan hal utama yang mempengaruhi keberhasilan. Mengapa? Karena skill atau ketrampilan menulislah yang lebih menentukan kesuksesan seorang penulis. Skill akan semakin terasah dengan adanya pembiasaan. Pembiasaan akan membuat seorang penulis mampu mengembangkan gaya penulisannya, mengembangkan ide, penulis tau hal-hal yang menghambat ide serta cara mengembalikan moodnya untuk menulis. Pembiasaan juga dapat membuat penulis menemukan ciri khasnya dalam menulis. 

Ilustrasi di bawah ini mungkin dapat membuka pikiran kita tentang bakat yang tidak akan menjadi apa-apa jika tidak ada pembiasaan. "Seorang anak atlet renang yang tinggal di daerah pantai bahkan di rumahnya terdapat kolam renang pribadi, tetapi tidak pernah sekalipun memiliki keinginan sekedar main air apalagi berenang. Anak ini tidak akan jadi perenang apalagi mengukir prestasi walaupun bakat olahragawan bisa saja ia miliki juga fasilitas yang tersedia untuknya."

  • Kualitas tulisan
Kualitas tulisan seseorang sangatlah subjektif bergantung dari pembacanya. Ada orang yang menyenangi tulisan dengan genre tertentu. Sereceh atau sesingkat apapun tulisan jika tulisan itu memiliki makna bagi pembacanya ya bisa saja akan viral atau dikenal. Menulislah dari hati, maka akan diterima oleh hati pula. Persoalan tulisan kita akan disukai atau tidaknya, viral atau tidaknya, tidak perlu menjadi fokus kita saat ini, apalagi bagi penulis pemula.

Pada sebuah karya tulis, selain perlu memperhatikan kaidah penulisan berlatih menulis terus akan mampu menghasilkan karya tulis yang berkualitas. Syaratnya, tidak boleh plagiat.

  • Blog menjadi sumber income
Blog sangat memungkinkan menjadi sumber income. Buktinya, narasumber dapat pergi keluar daerah bahkan luar negeri dari tulisannya di blog.
  • Cara agar blog banyak dikunjungi 

Kita dapat browsing di google cara agar blog banyak dikunjungi. Salahsatunya dengan melakukan riset keyword untuk artikel blog pada tools seperti ubersuggest, google trends, dll. Atau menggunakan resep Bu Aam pada pertemuan sebelumnya blogwalking.

Untuk menutup resume ini saya ingin mengutip kata-kata narasumber yang terinspirasi dari peribahasa, "Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama", menulis adalah proses kita meninggalkan jejak dalam hidup. Yuk kita tinggalkan jejak kehidupan kita melalui tulisan-tulisan kita. 

Salam hangat dan terima kasih, Tulisan Mulyanita..💓

Senin, 18 Oktober 2021

MENGATASI WRITER'S BLOCKS (Ditta Widya Utami, S.Pd)


Assalamu'alaikum.... Izinkan saya Tulisan Mulyanita menuliskan resume pelatihan menulis malam ini. Semoga bermanfaat..

 Di awal pertemuan malam ini, narasumber membuka kegiatan pelatihan dengan memberikan tantangan menulis bebas dengan tiga kata : HUJAN, PAGI dan HANTU dalam waktu 15 menit. Okeh, mari kita jawab tantangan dari narasumber. Ini kalimat yang saya buat : 

Pagi ini, hujan turun dengan derasnya. Mengajak kabut dingin yang membuat jiwa ingin tetap lelap dalam selimut hangat. Namun panggilan ayam yg berkokok memanggil raga untuk bangkit. "Rasa malas ini tidak boleh menjadi hantu bagi masa depanku", begitu caraku memotivasi diri pada pagiku ini

Ahahahaii..Walaupun dari tantangan ini saya hanya dapat menuliskan tulisan pendek, tetapi saya sangat senang. Kenapa? Karena saya mampu berpikir cepat, mengingat waktu yang diberikan hanya 15 menit. Belum lagi tekanan yang saya rasa melihat banyaknya peserta pelatihan malam ini yang sudah selesai tulisannya. Dan benar saja, narasumber menjelaskan bagi peserta pelatihan yang belum/tidak mengirimkan tulisan pada tantangan ini mungkin bisa dipengaruhi beberapa faktor, seperti merasa tidak familiar dalam membuat tulisan dengan kata hantu yang tidak ada hubunganya dengan hujan dan pagi, merasa malu, merasa takut tulisannya dibandingkan dengan tulisan orang lain, merasa kaidah penulisan belum benar dan lain sebagainya, ini yang dinamakan writer's block.

Writer's block dapat diartikan sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Writer's block dapat dialami tidak hanya pada penulis buku, tetapi juga mahasiswa yang sedang menulis skripsi, screen writer, script writer, juga guru dalam menuliskan rancangan pembelajarannya.

Kok bisa sih seseorang terkena writer's block?

Jerome Singer dan Michael Barrios mengadakan sebuah penelitian terhadap beberapa penulis dengan latar belakang berbeda dan mendapatkan hasil, penyebab writer's block antara lain :

  • Mencoba metode atau topik baru dalam menulis
Topik asing atau metode penulisan baru ternyata dapat membuat kita mengalami writer's block. Contoh seseorang yang terbiasa membuat cerpen lalu mencoba untuk membuat karya tulis ilmiah, bisa saja ia mengalami kesulitan dalam penyusunan karya tulis tersebut yang harus tersusun sistematis dengan bahasa baku serta menyertakan sumber bacaan terpercaya. Berikut solusinya: cari bahan bacaan/referensi mengenai tulisan yang sedang kita buat untuk menambah pemahaman dalam menulis, memperkaya wawasan serta kosa kata.

  • Stress
Stres disini bisa banyak versi ya. Ada yang stres karena tulisannya mandek atau tidak mendapatkan ide. Atau bahkan ada yang stres padahal tulisannya belum dibuat karena takut tulisannya tidak disukai oleh orang lain, dibandingka dengan tulisan orang lain, atau bahkan stress karena tidak siap menerima kritikan. Akhirnya tulisan ini hanya tersimpan dalam memori sendiri, alias gak jadi dibuat. Pada masalah ini narasumber menguatkan kita dengan kalimat: "kita tidak akan pernah bisa membuat semua orang suka dengan tulisan kita, tetapi yakinlah bahwa apa yang kita tulis akan dapat bermanfaat bagi diri sendiri atau orang lain. Menulis itu bisa jadi terapi psikologi loh, cara menumpahkan pikiran dan perasaan yang kita alami. 
  • Lelah fisik/mental
writer's block bisa menjadi indikator kita sedang mengalami kelelahan fisik atau mental. Pekerjaan banyak, tekanan dalam pekerjaan atau dalam sosial yang tinggi misalnya. Nah, jika hal ini terjadi yang harus kamu lakukan adalah beristirahat sejenak. Coba refresh hati dan pikiran dengan melakukan hal-hal yang kita senangi atau hobi..
  • Terlalu perfeksionis
Orang perfeksionis yang ingin menghasilkan kualitas tulisan yang luar biasa, sehingga harus berpuluh kali mengecek tulisannya. Atau ambisi memenangkan kejuaraan menulis yang membuat kamu ingin menulis sesempurna mungkin. Eh, ujung-ujungnya tulisannya malah tidak rampung. Memiliki target menulis suatu hal yang penting. Mengecek tulisan agar tidak ada kesalahan tulisan ataupun makna juga penting. Namun jangan sampai target ini membebani dan membuat kamu hilang fokus/ide penulisan. Saran untuk permasalahan ini aalah tulis saja dulu, lakukan pengecekan, revisi kemudian.


Jawabannya, bisa dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan tahunan. Semua kembali pada penulis itu sendiri, seberapa cepat ia memahami penyebab dan mampu mengatasi writer's block tersebut.

Oiya berkaitan dengan tantangan di awal pertemuan, menulis bebas, ternyata membantu melatih otak dalam hal menggali kata-kata yang sebenarnya sudah ada di dalam kepala kita sejak lama, serta memberikan tempat untuk kata-kata baru tersebut dalam proyek tulisan yang sedang kita kerjakan saat ini. Dengan melakukan kegiatan menulis bebas secara rutin, kita dapat menemukan ide-ide baru untuk menulis banyak hal lain. Atau dengan kata lain meulis bebas dalam menyembuhkan writer's block.

Uhuuii..eh Alhamdulillah, selesai juga resume materi pelatihan malam ini dengan baik. Sampai jumpa di Tulisan Mulyanita selanjutnya ya.. Saya tutup resume malam ini dengan kutipan dari C. Day Lewis :

Kita tidak menulis untuk dipahami; tetapi untuk memahami

Wassalamu'alaikum...

Jumat, 15 Oktober 2021

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi (Aam Nurhasanah, S.Pd)


 Usaha tidak akan mengkhianati hasil

Rasanya ungkapan ini cocok untuk menggambarkan perjalanan narasumber dalam dunia menulis. Dimulai dari mengikuti Kelas Menulis Gelombang 8 namun pembuatan resume membuat beliau tidak lulus pada gelombang ini. Tidak berhenti disana Ibu Aam bergabung kembali pada kelas menulis gelombang 12 dan berhasil menelurkan buku perdananya berupa buku antologi "Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng". Disusul dengan buku solo yang berjudul "Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat" yang merupakan hasil karya resume dari tiap pertemuan kelas menulis. Beberapa judul buku hasil buah oikiran narasumber adalah Kunci Sukses Menjadi Moderator Online, Blogger Inspiratif, Rajin Menulis Berbuah Manis, dll

Narasumber juga pernah mengikuti lomba blog PGRI dan lolos sebagai juara 1. Hebat ya, Masya Allah. Pengalaman menulis yang narasumber juga ikuti adalah menjadi kurator, editor, moderator serta narasumber dalam kegiatan menulis.

Ibu Aam mendapatkan ide menulisnya dari hal-hal yang beliau sukai, cerita tentang dirinya sendiri, cerita dari foto yang ia ambil, cerita teman atau media sosial yang beliau lihat. Yang terpenting adalah mulai menulis dari sekarang!

Ada beberapa tips menulis dari narasumber yang bisa coba kita aplikasikan nih, simak yuk.

  1. Ekspresikan ide-ide yang berkelebatan dalam benak kita dengan sepenuh hati.
  2. Harus mampu menaklukan rasa malas
  3. Lakukan Blog Walking (BW) dan memberikan komentar pada blog teman
  4. Latih kemampuan menulis dengan melakukannya setiap hari
  5. Ikutilah challenge atau lomba menulis di setiap kesempatan. Namun jangan cepat kecewa ya kalau belum berkesempatan menang.
  6. Menulislah untuk berbagi informasi, bahkan menginspirasi negeri.
  7. Jangan lupa sebelum mempublish tulisan lakkukan self editing agar tidak ada kesalahan tulisan
Pengalaman narasumber dalam memenangkan lomba blog dari PGRI menjadikan narasumber bisa berbagi tips menjadi juara blog kepada kita malam ini. Berikut strateginya:
  • Biasakan banyak membaca
  • Sering blog walking
  • Aktif di komunitas menulis
  • Biasakan melakukan self editing untuk menghindari kesalahan penulisan
  • Terus mengasah diri dengan belajar sepanjang hayat
Pada sesi tanya jawab banyak peserta pelatihan ini yang bertanya tentang hambatan yang Bu Aam dapatkan saat menulis, jawaban Bu Aam adalah mengatur waktu. Mengatur waktu juga hal yang banyak ditanyakan pada sesi tanya jawab ini. Yup, saya pun merasakan hal ini. Sepertinya aktivitas sebagai seorang guru di sekolah dan sebagai ibu di rumah memang sudah sangat padat dan melelahkan. Ada yang sama juga ga? Namun, menurut Bu Aam untuk mensiasati masalah tidak punya waktu untuk menulis dapat dilakukan dengan membuat skala prioritas dari banyaknya aktivitas dalam satu hari itu, lalu sisipkan waktu (misalkan 30 menit) untuk menulis, lakukan secara rutin bahkan usahakan dilakukan setiap hari. 

Sedikit bercerita tentang pengalaman menulis diri saya sendiri, dulu saya sering sekali menulis di buku dairy, curhat masa remaja. Pribadi saya yang cukup overthinking membuat saya sangat pusing dengan banyaknya hal yang berkelebat dalam otak saya. Menulis adalah cara saya mengurai semua itu. Bahkan di setiap hari sebelum saya memulai pekerjaan saya sering menuliskan hal apa saja yang ingin saya lakukan di hari itu. Ini sangat membantu saya untuk mengingat apa saja tugas saya saat itu. Tetapi saya bisa dikatakan tidak cukup percaya diri dengan tulisan saya. Saya hanya suka menulis, sedangkan pengetahuan saya dalam menulis seperti tata bahasa, SPOK, kata baku, pembuatan outline, dan lain-lainnya masih sangat minim.

Saya pernah ikut menulis buku antologi cerita anak-anak. Ada 9 cerita yang saya buat pada buku-buku antologi tersebut. Namun semuanya terhenti karena saya merasa "sibuk" ehehe.. Mohon doanya semoga dengan pelatihan menulis ini saya merasa termotivasi, percaya diri, dapat mengasah skill menulis dan menghasilkan karya-karya solo. aamiin..






Wahh.. Bagi yang membaca resume malam ini juga membaca curhatan saya, terima kasih ya.. Sampai jumpa di Tulisan Mulyanita selanjutnya. Saya tutup dengan sebuah ungkapan:

Tampak kacau perang kata dalam benak, tuliskan! Lalu urai dengan hati yang tenang. Dapat hilang ingatan tergerus waktu, abadikan dalam tulisanmu. Dapat hilang nyawa di badan, buatlah memori tentangmu untuk dikenang.

Terima kasih💓 

Rabu, 13 Oktober 2021

Menulis Semudah Ceplok Telor (Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H)


 

Haiii pembaca setia Tulisan Mulyanita.. Semoga senantiasa selalu dalam keadaan sehat ya. Aamiinn..

Sebelum membahas materi pelatihan menulis malam ini, coba acungkan tangan siapa belum bisa nyeplok telur? Coba mendekat saya bisikin caranya: Toktok (telur diketuk) pyaaarr (telur masuk ke penggorengan dengan minyak ang sudah panas). Bolak balik agar matangnya rata, angkat, sajikan. Mudah kan? Coba diulang, apa resep masak telur ceplok? Toktok Pyaarr.. 😀

Seperti menggoreng telur ceplok yang mudah itu, maka menulis pun juga suatu kegiatan yang mudah. Seperti apa sih menulis yang dikatakan mudah itu? Menulis apapun yang sekiranya seseorang dapat mengambil manfaat dari tulisan tersebut, termasuk keindahan dari susunan katanya. Seperti contoh-contoh di bawah ini :

"Tebarkan manfaat di setiap helaan nafas meski hanya dari sebuah tulisan"


Pada contoh pertama itu adalah kalimat pembuka resume yang berupa quote. Sederhana tapi bermakna dalam. Sedangkan pada contoh kedua penulis mengisahkan buah jambu dengan kalimat yang unik. Iya, semudah itu menulis. Tuliskan hal yang ingin kamu ekspresikan!

Yuk kita kupas tuntas tentang menulis mengutip karya Paulo Ceolho - Kisah Sebatang Pensil
  1. Pensil digerakkan oleh tangan manusia.  Dari kalimat ini kita bisa mengambil makna, untuk menghasilkan tulisan maka perlu tangan yang mengerakkan alat (alat tulis atau media lainnya). Di tahap ini narasumber memberikan tips untuk memulai tulisan dengan doa yang akan menghasilkan ilmu dengan sumber hati nurani yang bersih. Tulisan yang keluar dari hati akan diterima oleh hati pembaca serta mendatangkan manfaat bagi banyak orang
  2. Ketika pensil tumpul kita perlu meruncingkannya. Ketika menulis pastilah banyak menemui hambatan, apalagi bagi penulis pemula. Yang perlu kita lakukan adalah menajamkan pikiran kita atau memperkaya ide tulisan kita dengan membaca buku atau referensi lain. Jika terasa sangat lelah, maka istirahat sejenak adalah solusinya.
  3. Ada penghapus untuk mengapus tulisan kita, ketika kita salah menulis. Kalimat ini menyadarkan kita bahwa selalu ada kesempatan untuk mengubah atau belajar dari kesalahan yang kita lakukan. Termasuk dalam menulis, kita dapat mengapus tulisan yang salah ketik atau menyempurnakan tulisan kita dengan beberapa perbaikan. Tetapi tidak berarti tulis hapus, tulis hapus ya. Nanti tulisannya tidak terselesaikan. Intinya, tulis saja dulu semua ide yang ada di dalam otak, jika buntu diamkam dahulu atau istirahat, buka keesokan harinya saat sudah segar, baca kembali, lalu perbaiki.
  4. Pensil yang digunakan untuk menulis adalah bagian dalamnya. Menulis itu bukan hanya menggerakkan tangan tetapi ada andil kerja otak dan olah hati. Masih ingat kan tadi dikatakan "tulisan yang keluar dari hati akan diterima oleh hati pembacanya".
  5. Setiap tulisan kita akan berdampak.  Pensil yang digunakan untuk menulis selalu meninggalkan jejak goresan, begitu juga dengan tulisan kita haruslah meninggalkan manfaat bagi pembacanya.
Mengutip dari slogan Om Jay (Wijaya Kusumah) "Menulislah Setiap Hari, Rasakan Apa yang Akan Terjadi". Konsisten juga merupakan kata kunci dalam kesuksesan menulis. Apa itu konsisten? Konsisten adalah mantap dan tetap dalam melakukan sesuatu (sumber: KBBI). Konsisten adalah modal untuk melatih ketrampilan dan kebiasaan menulis. Ibarat kata seorang anak kecil yang belum bisa bersepeda dan ia konsisten untuk berlatih mengayuh sepeda setiap sore, maka ia akan mahir bersepeda bahkan bisa juga membawanya sebagai atlit bersepeda.

Lalu apa yang kita tulis setiap hari? Mulailah menulis dari pengalamanmu sendiri di setiap harinya. Mengutip perkataan JK. Rowling "Mulaikan dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui, tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri".

Satu kalimat penutup untuk resume malam ini: "Mulailah menorehkan aksara-aksara kebaikan". Sekian, sampai jumpa di Tulisan Mulyanita lainnya ya..💓




Kamis, 07 Oktober 2021

TRIK CEPAT MENULIS RESUME DI BLOG (Maesaroh, M.Pd)


Sebelum memulai ke materi pelatihan hari ini, saya ingin bertanya: Siapa nama astronot kedua yang berhasil mendarat di bulan? Hayoo pada tau gak nih... Yup, kebanyakan kita kenalnya astronot pertama yang dapat mendarat di bulan bukan yang kedua. Mengapa? Karena yang pertama istimewa. Yang pertama adalah orang yang berhasil melakukan sesuatu yang baru, yang belum diketahui sebelumya, dan dengan banyak rintangan tentunya. Sehingga ia menjadi spesial. Namun bukan berarti menjadi kedua itu buruk atau tidak hebat. 

Begitu pula dalam pelatihan menulis yang diusung oleh PGRI pada malam ini mengajarkan kita tentang trik agar cepat dalam menulis resume di blog. Mengapa harus cepat dalam mebuat resume? Menurut pengalaman narasumber, resume pertama menarik pengunjung (viewer) blog lebih banyak. Narasumber pernah mendapatkan 220 viewers dan 54 komentar positif untuk resumenya yang berhasil ia posting pertama dalam waktu 24 jam. 

Pastinya dalam membuat tulisan, kita ingin tulisan kita dibaca oleh orang lain. Untuk seorang penulis terkenal seperti Tere Liye, kitalah penikmat buku-bukunya yang mencari buku serta tulisan beliau. Nah berbeda dengan kita yang masih menjadi penulis pemula. Kita perlu memperkenalkan tulisan kita kepada banyak orang agar orang lain mengetahui tulisan kita, menyukai hingga menjadi penikmat tulisan kita.

Lantas bagaimana agar kita dapat mejadi peresume yang tercepat? Yuk simak tipsnya.

  1. Sudah bersiap 10 menit sebelum pelatihan di mulai. 
  2. Sediakan dua perangkat pendukung seperti handphone dan laptop. Handphone digunakan untuk menyimak materi, laptop digunakan untuk membuat resume.
  3. Persiapkan kalimat pembuka resume yang relate to materi dari narasumber
  4. Tulis resume dengan paragraf pendek-pendek. Hal ini dapat menghindari kebosanan dari pembaca juga loh..
  5. Tulis pernyataan narasumber dengan pengulangan nama kata-kata penulis sendiri dengan makna yang sama
Tidak hanya cepat, resume yang penulis buat haruslah juga memiliki ciri khas (karakter) agar resume memiliki nilai tambah yang menarik seperti menambahkan referensi lain yang sesuai dengan pembahasan atau meramu tulisannya dengan bahasa atau kutipan yang indah. Hal ini juga menjadi kunci bahwa tulisan/resume yang kita buat bukan plagiarisme. Plagiarisme adalah satu hal yang harus dihindari dalam pembuatan tulisan juga resume.

Pada pelatihan kali ini narasumber juga meberikan tips Be Confident Writing in Blog, yaitu:

  1. Percaya diri. Walau masih menjadi penulis pemula, harus percaya diri dan tidak memandang rendah tulisan sendiri.
  2. Siap dengan kritikan. Jadikan kritikan sebagai masukan untuk melatih skill menulis
  3. Jadilah penulis bolg yang informatif dan nan edukatif
  4. Bangun tulisan di berbagai blog. Narasumber membuat beberapa tulisan di berbagai blog. Contohnya menulis artikel edukasi di kompasiana; materi ajar di blogspot; cerita fiksi dan faksi di blog YPTD serta menulis news di detik.com
Jika pada akhir pemberian materi, narasumber meberikan quotes "Jadilah manusia cerdas yang siap memberi perubahan"; saya ingin menutup resume pertemuan kedua ini dengan quotes " Toreh cerita hidupmu dengan tulisanmu" Terima kasih sudah membaca 💓

Rabu, 06 Oktober 2021

WRITING IS MY PASSION


 

Di awal pertemuan, pemateri menyatakan bahwa menulis adalah passion yang menjanjikan. Di masyarakat, menulis dianggap sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir seorang penulis. Sehingga penulis banyak dihormati dan dikagumi lewat karya-karya tulisannya.

Namun, menulis mempunyai banyak hambatan, di antaranya: merasa tidak berbakat, tidak memiliki waktu, tidak memiliki ide, tidak mau dikritik dan tidak suka menulis. Dari kelima hambatan di atas, hambatan menulis yang saya pribadi rasakan adalah merasa tidak berbakat dan tidak memiliki waktu. Walau terdengar klise tetapi sebuah ketrampilan (termasuk ketrampilan menulis) akan bisa dilakukan jika dibiasakan atau dilatih. Hanya saja hambatan ini berteman akrab dengan manajemen waktu yang kurang baik, sehingga saya merasa tidak memiliki waktu untuk mengasah ketrampilan menulis ini.

Untuk memompa semangat dalam menulis, seseorang harus mengetahui WHY atau alasan untuk apa kita menulis. Dengan mengetahui alasan dan tujuan dari menulis akan memacu diri kita untuk mengatur waktu untuk belajar teknik penulisan, mengaplikasikannya serta mengembangkan ide-ide tulisan. Sebagai contoh, Ibu Sri Sugiatuti mengutip sebuah hadits "Khoirunnas anfa'uhum linnas (Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat untuk orang lain" untuk menjadi kalimat motivasi beliau dalam menulis.

Dalam membuat tulisan, ada beberapa langkah yang perlu dipersiapkan (writing preparation), yaitu :

  • Menggali dan menemukan ide

Ide sebuah tulisan bisa didapatkan melalui pengamatan terhadap kejadian yang terjadi, imajinasi penulis atau kajian pustaka. Untuk mempermudah proses penemuan ide, bisa dengan menggunakan brainsorming.

  • Menentukan tujuan, genre dan segmen pembaca

Setelah menentukan gagasan/ide, penulis perlu menentukan tujuan menulis, genre tulisan dan target segmen pembaca. Penentuan segmen pembaca akan menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan warna tulisan. Tentunya, kita perlu memastikan tulisan yang kita hasilkan akan laku di pasaran.

  • Menentukan topik

Tahap ketiga yang perlu penulis siapkan adalah penentuan topik apa yang akan dibahas. Topik disini seperti layaknya tema atau judul apa yang akan kita bahas. Seperti contoh penulis ingin tulisannya ini memberikan informasi yang benar tentang dunia kesehatan. Genre dari tulisannya adalah tulisan populer, serta sasaran dari tulisannya adalah orangtua hingga manula. Topik untuk tulisan di atas adalah "Hidup sehat di Usia senja"

  • Membuat outline
Outline adalah bentuk kerangka tulisan. Kerangka tulisan menggambarkan materi yang akan ditulis secara garis besar. Karakteristik outline yang baik adalah yang memiliki kesederajatan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan.
  • Mengumpulkan bahan materi/buku
Tahap ini mengharuskan penulis banyak membaca buku untuk memperkaya wawasan dan referensi. Selain itu semakin banyak buku yang dibaca akan semakin banyak ide/gagasan yang dapat dikembangkan. Buku/materi yang dikumpulkan dan dibaca ini adalah buku/materi yang sesuai dengan topik tulisan kita.

Setelah penulis menyelesaikan naskah kasar yang telah ia buat, tahapan selanjutnya yang harus dilewati sebelum buku diterbitkan adalah :

  • Editing: membaca ulang dan menyempurnakan draf
  • Revising: mengubah, melengkapi beberapa bagian naskah, dan mengevaluasi kembali naskah untuk menihilkan kesalahan tulis 
  • Publishing: meliputi proses pengiriman naskah, pracetak (perwajahan buku, tata letak, ISBN, proof reading), pencetakan, promosi dan distribusi

Pemateri menutup pelatihan dengan memberikan kalimat penguatan "Menulis itu harus SABAR". Sebagai penulis pemula lebih diarahkan untuk fokus pada ketekunan (persistence) dalam proses menulis. Alih-alih mengharapkan kesempurnaan ataupun idealis, cobalah untuk terus menulis semampunya dengan konsisten.

Blogger Lombok Yang Menimba Ilmu Di Negeri Fir'aun (Nazril Fathra)

Hai Pembaca Tulisan Mulyanita👋 Apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya. Aamiin.. Saat ini saya sedang mengikuti kegiata...