Sabtu, 18 Desember 2021

Menulis Setiap Hari👩‍💻

Awal mula saya ingin menggeluti bidang penulisan itu karena saya suka menulis catatan pelajaran di sekolah dan menulis curahan hati di buku dairy. Menulis membantu saya memahami materi pelajaran juga tulisan ini dapat memanggil kembali ingatan saat belajar. Menulis juga membantu saya untuk berbicara pada diri saya sendiri, mengurai keributan yang ada di kepala, keresahan hati, dan ketakutan akan hari esok.

Saya pernah ikut pelatihan menulis tetapi tidak berhasil lolos, karena saya merasa minim ilmu dalam bidang penulisan. Hingga saya mengikuti pelatihan khusus guru-guru di bawah naungan PGRI. Dari pelatihan ini saya termotivasi untuk bisa menelurkan karya-karya tulisan. Melalui pelatihan menulis ini juga saya dihadapi dengan kenyataan bahwa dunia menulis apalagi di masa pandemi ini tidaklah mudah. Tidak bisa serta merta seseorang berniat menjadi penulis, lalu menulis dan tiba-tiba buku hasil tulisannya menjadi best seller. Tidak semudah itu, Ferguso. Bahkan bagi penulis pemula harus banyak melatih ketrampilan menulisnya dengan membiasakan diri untuk menulis. Menulis harus menjadi habbit.

Sebagai awal perjalanan saya menulis kurang lebih saya mengalami hal-hal di bawah ini:
1. Baru berani membuat resume pelatihan menulis PGRI.
2. Ribet ruwet dalam menentukan ingin menulis apa, bagaimana dengan kerangka tulisannya, bagaimana alur tulisan dan lain-lain. Akhirnya tidak tertulis hingga kini 😭
3. Ikut menulis antologi. Ini bukan hal baru buat saya kerena sebelumnya saya juga pernah menjadi penulis antologi di penerbit Leguty Media. Lalu saat pelatihan menulis ini saya ikut juga dalam penulisan antologi.
4. Saya tiba-tiba tersadar dengan slogan Omjay (pembina pelatihan menulis PGRI): menulislah setiap hari dan rasakan keajaiban. Oiya ya, sebagai penulis pemula yang masih sedikit pengalaman menulisnya kenapa saya langsung muluk-muluk ingin langsung membuat buku. Ya coba saya dulu dengan menulis setiap hari. Apapun pengalaman yang saya rasakan, tuliskan saja dahulu.
5. Ikut kegiatan Habbithebat. Kegiatan ini mendukung saya yang ingin menulis setiap hari. Ada monitoring, motivasi dan materi-materi penguat agar terbentuk suatu habbit baik
6. Rasa bosan, keriwehan menjelang ujian semester, membuat saya kehilangan Motivasi menulis.
7. Merasa gaya penulisan yang seperti itu itu saja juga turut memperburuk motivasi menulis saya. Hingga akhirnya coach Adi menyampaikan bisa membuat kebiasaan baru. Saya pikir saya perlu sedikit beralih kebiasaan. Saya membutuhkan suasana baru dalam menulis dengan cara membaca. Saya merubah prioritas habbit saya saat ini, dari menulis menjadi membaca. Saya berharap semakin banyak bacaan menjadikan saya semakin banyak ide dan menjadi masukan baru dalam gaya penulisan

Saya rasa kebiasaan baik ini akan tetap saya lanjutkan dengan beberapa perubahan-perubahan. Saya mencoba untuk memotivasi diri sendiri bahwa tidak akan menjadi sesuatu jika tidak dimulai, dikerjakan, dipertahankan, diinovasikan, dan dikembangkan.

Mohon doakan agar habbit ini tidak berhenti saat pelatihan menulis sudah berakhir, saat kegiatan Habbithebat ini juga usai.

Cerita Mulyanita dalam Membentuk Kebiasaan (Habbithebat)

Di awali berdiskusi dengan Ibu Epong Utami tentang kegiatan habbit hebat, dimana beliau bilang ingin belajar formula habbit hebat ini untuk dapat menjadi sumber ide pada pembelajaran di School Of Human, terutama pada mapel character building. Dari diskusi kami didapatkan yang namanya karakter suatu nilai yang harus ditanamkan dan dibentuk menjadi kebiasaan. Habbit hebat adalah salah satu cara untuk melatih nilai karakter.

Kebetulan di School Of Human saya mengampu mapel Character building tersebut. Selain itu saya saat ingin bergabung habbit hebat sedang mengikuti pelatihan menulis. Berbekal keingintahuan juga untuk menjaga motivasi menulis, saya bergabung untuk ikut habbit hebat.

Melalui kegiatan habbit hebat ini saya sadar betapa tidak mudah dalam membentuk sebuah kebiasaan baik itu. Ada banyak hambatan juga alasan untuk sesekali mangkir dari rutinitas. Fiiuuhhh.. 
Tetapi kegiatan habbit hebat ini memberikan fasilitas agar saya dan peserta lainnya keep on the track. Dimulai dari membuat proposal kebiasaan sehingga menjadi jelas mengapa dan harus apa agar habbit hebat ini berhasil. Juga ada kakak-kakak mentor yang memfasilitasi kami untuk mendapatkan feedback dan pengingatan. Setiap hari ada materi materi bagus untuk terus memotivasi kami untuk menerus menjalankan habbit baik ini.

Dari seringnya saya posting tentang kegiatan menulis juga tentang habbit hebat beberapa teman ingin sekali ikut bergabung. Sedikit saya ingin menceritakan kisahnya.

1. Dwi Anita
Seorang guru di sekolah Islam. Beliau teman tahsin saya, tertarik ingin ikut kelas habbit hebat. Beliau banyak bertanya habbit apa yang akan ia bangun. Sangking banyaknya hal baik yang memang harus kita Istiqomahkan. Sudah dua kali beliau menanyakan apakah kelas habbit hebat sudah buka.

2. Mutiara Faradilla Hani
Partner kerja saya yang satu ini sering kali insecure karena meras tidak ada hal lebih yang ia miliki. Ia pernah ikut melamar sebagai pesertanya Habbit hebat bersama saya di gelombang ini, tetapi belum terpilih bergabung. Ia berencana ikut di habbit hebat selanjutnya

3. Atik
Teman kuliah saya yang sering replay status wa ataupun ig, karena merasa ingin punya banyak kegiatan seperti yang saya lakukan dan selalu merasa tidak yakin bisa melakukan itu. Menjadi guru dan ibu dirumah dengan dua anak membuat ia menyerah. Sebenarnya hal yang serupa juga saya alami. Saya pun punya dua anak dan seabrek tugas sekolah. Tetapi punya kegiatan di luar kegiatan rutin tadi membuka saya happy. Terlebih saya bebas menuliskan isi hati atau kegiatan harian saya di blog. Saya yakinkan padanya, hal yang memberatkannya itu karena belum dicoba dan belum menemukan kebiasaannya apa yang cocok denganny yang ingin ia bangun. Bahkan kebiasaan minum air putih di pagi hari pun juga sebuah habbit baik yang bisa dimonitoring dalam kegiatan habbit hebat ini.

Yup, itu tadi kisah-kisah saya dengan habbit hebat juga dengan pengalaman sharing tentang habbit hebat dan menulis kepada orang-orang di sekitar saya. Semoga kebiasaan baik ini melekat dalam diri saya juga dapat memberikan impact positif, seperti terbitnya buku solo saya. Aamiin...

Senin, 06 Desember 2021

Teknik Promosi Buku (Akbar Zainudin)


Hai pembaca Tulisan Mulyanita 👋
Walau malam ini terasa dingin dan membuat diri ini ingin segera terlelap dalam gelap malam, tetapi ada sebuah motivasi untuk hadir pada pelatihan menulis PGRI malam ini. Apa itu? Belajar dari narasumber yang sudah teruji sebagai penulis buku best seller "Man Jadda Wajada" yaitu Bapak Akbar Zainuddin.

Bersama beliau kita akan belajar tentang strategi promosi buku yang akan kita hasilkan. Ini juga merupakan hal penting, karena menjadi tujuan seorang penulis karyanya dibaca oleh banyak orang juga ingin agar orang-orang tersebut mendapatkan manfaat dari tulisan kita. Seperti contoh karya Bapak Akbar ini ingin memberitahu motivasi bagi banyak orang bahwa siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan keberhasilan.

Yuk langsung saya kita bahas, cara untuk mempromosikan buku:

Tentukan target pasar.
    Menentukan target pasar dari buku yang akan kita tulis bisa berdasarkan usia, muisalkan usia anak-anak, remaja, atau dewasa. Hal ini perlu kita lakukan agar mengetahui kebutuhan dari rentang usia target pasar kita. Disini dicontohkan bahwa target buku Nanjadda Wajada lebih kepada usia remaja dan dewasa, dimana Pak Akbar membidik sisi motivasi pada bukunya.

Strategi pemasaran yang meliputi: 

1. Product

Seperti yang telah dijelaskan di atas perlu mengetahui peta kebutuhan pembaca membuat penulis bisa menghasilkan produk yang banyak diterima oleh masyarakat

2. Price

Penentuan harga buku biasanya dilakukan oleh penerbit tetapi ada juga strategi pemasaran yang menggunakan kualitas premium dengan penggunaan hard cover, voucher gratis webinar, dll) 

3. Place of distribution

Strategi ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu secara tradisional (dipasarkan di toko buku secara langsung) dan non tradisional (dengan memanfaatkan marketplace, MLM, dll)

4. Promotion

Dalam strategi promosi ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yaitu: 

  • Launching buku. Mmemanfaatkan waktu pertama peluncuran buku dengan melakukan sebuah kegiatan khusus atau jika di toko-toko buku ada space tertentu untuk buku-buku yang baru diterbutkan
  • Bedah buku. Biasanya berisikan kegiatan diskusi untuk membahas buku yang akan dibedah. Lakukan beah buku sebanyak mungkin untuk memperkenalkan isi buku kita agar pembaca semakin penasaran untuk membeli buku tersebut.
  • Melakukan seminar atau workshop mengenai buku yang kita hasilkan. Contoh buku Pak Akbar yang kebanyakan tentang motivasi, biasanya Pak Akbar menerima tawaran seminar motivasi dengan membawa buku-buku motivasi yang beliau tulis.
  • Membangun komunitas. Komunitas yang dibangun berkesesuaian dengan buku yang kita buat. Misalkan buku-buku yang kita tulis tentang pendidikan, maka buatlah komunitas untuk guru-guru.
  • Membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku-buku dengan dengan komisi tertentu. Kita perlu memberitahukan terkait buku-buku yang akan dijual reseller agar mereka paham dengan produk buku yang djualnya. Dewa Eka Prayoga berhasil menjual 10.000 buku dalam waktu 2 minggu. Memiliki jaringan resller yang banyak akan memudahkan kita dalam penjualan buku
  • Jual di marketplace. Menjual buku di marketplace salah satu cara untuk meluaskan cara pemasaran buku kita. Terlebih saat ini setiap orang memiliki marketplace di handphonenya. Mereka akan dengan mudahnya menuliskan keyword barang yang ia cari di marketplace dan membelinya tanpa harus berpergian ke toko buku. 
  • Memanfaatkan media sosial. Kita bisa memanfaatkan followers yang kita miliki sebagai target pasar kita. Kita dapat membuat tulisan singkat mengenai buku kita yang akan membuat rasa penasaran followers. Usahakan postingan jangan melulu tentang jualan, tetapi boleh diselingi denga quotes atau sharing sesuatu yang bermafaat bagi followers agar mereka merasa tidak bosan dengan status media sosial kita.

Ya, itu teknik promosi buku berdasarkan riset dan pengalaman dari Pak Akbar. Dalam perjalanan beliau menulis buku, yang pasti dilakukan dengan segenap hati dan usaha, baik itu dalam penulisan juga dalam mengenalkan tulisan kita untuk dapat diterbitkan oleh penerbit besar. 

Seperti di bahas di awal, menentukan target pasar dapat membantu kita memperjelas isi tulisan serta strategi pemasaran buku tersebut. Serta yang tidak bbisa kita lupakan juga adalah keterlibatan Yang Maha Kuasa yang menakdirkan tulisan ini banyak diterima oleh masyarakat.


Sampai jumpa pada Tulisan Mulyanita selanjutnya, salam semangat!! Bye👋


BIJAK DALAM BERMEDIA SOSIAL (Dail Ma'ruf)


Hai Pembaca Tulisan Mulyanita 👋  Apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya..

Sore ini kita akan menyimak materi dari narasumber yang sudah tidak asing lagi bagi kita, yaitu Pak Dail Ma'ruf, tentang bijak dalam menggunakan media sosial.

Media sosial bisa diibaratkan seperti pisau. Ia bermanfaat untuk memotong sayur saat memasak, tetapi pisau juga bisa berbahaya jika yang menggunakannya tidak berhati-hati atau berniat mencelakakan orang lain.

Media sosial bisa menjadi sarana berkomunikasi, menjadikan yang jauh terasa dekat. Bisa juga mendatangkan rupiah dengan berbisnis dengan memanfaatkan kecanggihan media sosial.

Media sosial juga bisa menjadi sarana portofolio bakat dan hobi kita. Seperti yang telah kita bahas pada tulisan sebelumnya, kita bisa meninggalkan jejak digital yang baik melalui tulisan, foto atau video mengenai hobi kita ini. Misalkan saya punya hobi memasak, lalu saya buat tutorial memasak lalu saya rutinkan menguploadnya ke YouTube. Ketika subscriber saya sudah banyak, saya bisa mendapatkan penghasilan dari YouTube itu. Bayangkan, saya mendapatkan beberapa keuntungan dari media sosial. Menyalurkan hobi, saya memiliki jejak digital berupa video YouTube, dan menghasilkan uang dari adsense YouTube.

Walaupun media sosial terdengar menarik tetapi juga bisa mendatangkan ancaman atau bahaya. Ada banyak kasus penipuan di media sosial. Media sosial di hack lalu hacker menggunakan media sosial kita untuk meminta pinjaman ke teman-teman media sosial kita. Kasus pornografi, penculikan, dan lain sebagainnya betapa banyak tersebar di media sosial baik yang terang-terangan atau yang sembunyi-sembunyi.

Dari dua hal di atas dapat kita simpulkan bahwa media sosial akan bermanfaat baik bagi yang menggunakannya ke arah yang positif, tetapi juga dapat membawa dampak buruk jika digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Sehingga sebagai pengguna media sosial hendaklah kita bijak dalam bermedia sosial.

Bijak dalam KBBI berarti selalu menggunakan akal budinya, pandai, mahir. Bijak juga dapat diartikan sebagai sifat memiliki kemampuan untuk membedakan dan menilai suatu kebenaran dengan tepat.

Bijak bermedia sosial dapat diartikan sebagai kemampuan kita sebagai masyarakat untuk memanfaatkan media sosial untuk hal-hal yang baik, mampu membedakan berita hoax dengan yang valid serta ikut berkarya dengan kemajuannya teknologi yang ada.

Bijak bermedia sosial juga bisa ditunjukkan dengan hal-hal kecil seperti tidak terlalu sering mengumbar kekayaan dan menyimpan data pribadi dengan baik. Jangan karena ingin menunjukkan bahwa kamu mampu seperti orang lain, kamu malah merugikan diri sendiri. Contoh, ingin dilihat sebagai orang yang mampu naik pesawat, kamu mengunggah foto tiket keberangkatan atau pasport kamu di media sosial secara terang-terangan. Ini masuk dalam kategori data pribadi yang bisa mendatangkan penyalahgunaan orang oknum yang tidak bertanggung jawab 

Baiklah, itu tadi materi yang menjadi pengingat bagi kita untuk bijak dalam bermedia sosial. Saya akhiri dengan sebuah quotes:
Ada begitu banyak hal negatif di media sosial, aku bukan bagian dari itu - anonim

Bye👋

Jumat, 03 Desember 2021

MEMBUAT COVER BUKU YANG MENARIK (FAJAR TRI LAKSONO)


Hai pembaca Tulisan Mulyanita👋

Malam ini kita akan belajar dari Bapak Fajar tentang pembuatan cover yang menarik. Bagaimanapun juga sebagai penulis buku, kita membutuhkan cover buku yang keren, kekinian serta tidak menyalahi hak cipta. 


Berkenalan dengan Narasumber



Melihat gambar di atas saja sudah bisa dipastikan hasil desainnya akan keren banget ya. Cuss kita lihat beberapa cover desain Pak Fajar:



Sumber: portofolio desain motogeni studio

Pengalaman Awal Belajar Desain
Ternyata pak Fajar belajar desain secara otodidak. Di awali dari seringnya Pak Fajar melihat teman-temannya dalam mendesain menggunakan photoshop dan corel. Muncul keinginan dan mulai mencoba desain. Dan ternyata karya beliau diminati oleh orang banyak

Aplikasi Desain yang Digunakan
Beberapa aplikasi desain yang digunakan Pak Fajar antara lain adobe ilustrator, corel, photoshop, freepick, pngtree, lovepik, pixlr dan lain sebagainya. Aplikasi ini digunakan berdasarkan fungsinya masing-masing. Contoh untuk mendesain kartun biasanya menggunakan adobe ilustrator. Untuk aplikasi hratis yang hampir bisa digunakan oleh semua orang, yaitu power point. Walaupun power point sangat terbatas dalam mendesain, seperti keterbatasan dalam gradasi warna.

Kerjasama Desain
Pak Fajar bekerja sama dengan beberapa penerbit, seperti penerbit rumah menulis, penerbit zahra, penerbit erlangga dan  lain-lain. Ada juga beberapa penulis yang datang kepada beliau untuk mendesain ulang cover bukunya dikarenakan cover yang telah dibuat penerbit kurang bagus atau kurang menggambarkan citra dari buku.

Hal yang Dijual dalam Desain

Pak Fajar tidak hanya menjual hasil desainnya saja tetapi juga menjanjikan bahwa hasil desainnya tidak menyalahi hak cipta dari gambar. Beliau mendesain sendiri aset tersebut juga menjamin aset tersebut adalah aset premium.


Pesan-pesan dari Pak Fajar:

  1. Jika memiliki anak atau siswa yang tertarik dengan dunia gambar atau desain, arahkan langsung dengan pelatihan-pelatihan desain. Tidak harus menunggu ia menuju perkuliahan
  2. Jangan sampai desain yang kita gunakan menyalahi hak cipta. Jika kita menggunakan gambar gratis, cobalah untuk mencantumkan link si pembuat aset. Atau belilah aset premium
  3. Jika ingin menggunakan aset gratis kita tidak akan masuk kategori pelanggaran hak cipta jika hanya menggunakanya untuk kebutuhan pribadi. Misalkan dicetak lalu untuk ditempel di kamar.

Sekian materi pelatihan malam ini, semakin membuat kita bersemangat untuk segera memiliki buku dengan cover yang unik dan menarik. Semangat.. bye👋

Literasi Digital Menciptakan Kemampuan dan Kesempatan (Raimundus Brian Prasetyawan)


Hai selamat sore👋

Pada hari ini kita akan belajar dari pengalaman narasumber kita yaitu Pak Brian yang memanfaatkan literasi digital. Sebelum membahas manfaat literasi digital, yuk kita kenalan dahulu dengan arti literasi digital.

LITERASI DIGITAL
Literasi digital adalah kecakapan untuk menggunakan media digital dengan bantuan jaringan guna menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dan memanfaatkan secara bijak, sehat, cermat, tepat dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kondisi pandemik ini, banyak hal yang beralih kedalam dunia digital. Sehingga kecakapan literasi dibutuhkan sekali. Hal ini juga sejalan dengan semakin berkembangnya teknologi.

BENTUK LITERASI DIGITAL
Seperti yang dibahas di atas, literasi digital itu bisa diartikan berliterasi dengan memanfaatkan teknologi atau jaringan internet. Literasi digital dapat kita manfaatkan dalam lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat. Contoh kegiatan berliterasi digital di rumah antara lain:
1. Bagi seorang ibu bisa memanfaatkan platform YouTube dalam mencari tutorial memasak atau tutorial ketrampilan lainnya
2. Memanfaatkan YouTube, google dan media sosial lainnya untuk membuat projek keluarga. Seperti mempraktekkan science sederhana di rumah
3. Mendampingi anak belajar atau mengerjakan tugasnya dengan memanfaatkan internet

Contoh kegiatan literasi digital, antara lain:
1. Pembelajaran menggunakan aplikasi meeting online seperti zoom, google meet, dan lain-lainnya
2. Mengirimkan tugas menggunakan email, google form dan aplikasi lainnya
3. Mencari sumber belajar dengan memanfaatkan e-book atau sumber belajar terpercaya lainnya

Contoh kegiatan literasi digital, antara lain:
1. Menggunakan aplikasi WhatsApp sebagai sarana komunikasi dengan warga
2. Mengadakan rapat menggunakan aplikasi meeting online
3. Melakukan webinar sebagai bentuk penyuluhan kepada warga

PENGALAMAN NARASUMBER
Dalam memanfaatkan digital, Pak Brian ingin mengambil bagian sebagai pelaku literasi digital di lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya. Terutama dalam hal penulisan. Berikut aktivitas literasi digital ala Pak Brian:
1. Mengajak siswa untuk aktif berliterasi hingga menghasilkan buku
2. Menjadi pengurus, moderator dan narasumber pada beberapa pelatihan dalam hal penulisan dan literasi digital
3. Membuat pelatihan blog, agar semakin banyak yang memanfaatkan media blog ini untuk mengasah ketrampilan menulis
4. Membentuk komunitas guru blogger sebagai media saling support bagi para guru dalam penulisan
5. Kurator antologi. Kurang lebih tugas dan tanggung jawabnya memastikan kegiatan menulis bersama-sama ini berjalan dengan baik, mulai dari perencanaan, syarat penulisan, mempublikasikan rencana menulis antologi hingga buku tercetak dan diterima oleh para penulis. Hingga diposisi kurator ini banyak proses belajar yang Pak Brian lalui.
6. Penerbitan buku. Usaha yang dibangun sejak tahun 2020 ini, ilmunya Pak Brian dapatkan salah satunya dari pelatihan menulis bersama PGRI.

Wah luar biasa ya pengalaman Pak Brian. Dimana dari pengalaman ini merupakan sebuah hasil dari pembelajaran beliau yang tidak hanya menambah wawasan bagi dirinya sendiri tetapi juga membawa ketrampilan yang beliau miliki ini bermanfaat bagi orang lain. Suatu pengalaman yang menginspirasi kita semua agar literasi digital ini tidak hanya nambah wawasan dan ketrampilan pribadi tetapi juga bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Hebat hebat hebat, kalau kata Upin Ipin. Lagi-lagi menjadi PR untuk kita ikutin jejak menginspirasi dari narasumber pelatih guru motivator literasi digital ini. Semangat!!

Rabu, 01 Desember 2021

MOTIVASI MENULIS (Dail Ma'aruf, M.Pd)


Hai... selamat malam👋
Siapa disini yang kalau mengerjakan sesuatu semangat di awal lalu bosan dan bubar jalan? Atau siapa yang merasa semangat jika mengerjakan sesuatu bersama-sama, sedangkan kalau sendiri terasa malas sekali?

Hahaha.. Saya akui kedua hal di atas ada pada diri saya. Baik dalam pelatihan menulis ini ataupun pada kegiatan lainnya. Awal ikut pelatihan optimis luar biasa akan menghasilkan buku solo, begitu pertengahan bulan November semangat menulis kendor. Tidak perlu menanyakan alasannya, banyak😁

Nah malam ini kita akan belajar dari pengalaman Pak Dail, cara beliau memacu semangat menulisnya hingga saat ini. Yuk, kita simak segera.

Kata motivasi berasal dari bahasa latin movore yang berarti gerak atau dorongan. Arti motivasi itu sendiri adalah dorongan dari diri individu secara sadar ataupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu secara dengan tujuan tertentu.

Ada tiga elemen utama dalam motivasi, yaitu:
1. Intensitas. Jadi dalam menulis seseorang harus memiliki intensitas yang tinggi untuk mengusahakan setiap hari menulis. Luangkan waktu untuk menulis, bukan menulis di waktu luang

2. Arah. Seseorang melakukan sesuatu karena ia punya tujuan. Pun dalam hal motivasi, seseorang terpacu semangat karena ada sebuah tujuan yang ingin dicapai. Misalkan, saya ingin menulis setiap hari agar terampil.

3. Ketekunan. Keinginan sungguh sungguh untuk mencapai tujuan yg diinginkannya. Jadi menulis dilakukan terus menerus, bukan hanya karena ada pelatihan saja.

Berbicara tentang tujuan yang ingin dicapai, dalam dunia penulisan juga pastinya ada tujuan yang diharapkan oleh sang penulis, misalkan ingin menghasilkan banyak karya, tulisan/buku menjadi jalan untuk meniti karir, sebagai sarana ibadah karena telah menyampaikan banyak hal baik, serta keuntungan finansial.

Sedangkan pada hakikatnya seorang penulis menciptakan karyanya dengan maksud dan tujuan sebagai berikut:
1. Menginformasikan sesuatu
2. Membujuk
3. Membimbing
4. Menghibur

Tujuan menulis versi Hugo Hartig (dalam Tarigan 2013) adalah:
1. Assignment purpose (tujuan penugasannya). Pada bagian ini penulis membuat sebuah tulisan bukan karena kemauannya sendiri tetapi karena adanya tugas
2. Altruitic purpose (tujuan alturistik). Seseorang membuat tulisan untuk menyenangkan pembaca atau menolong pembacanya untuk mudah memahami suatu bacaan.
3. Persuasive purpose (tujuan persuasif). Penulis membuat tulisan guna untuk  meyakinkan pembaca.
4. Informational purpose (tujuan informasi). Sesuai dengan judulnya, tulisan ini gunanya untuk menyampaikan informasi atau penjelasan kepada sang pembaca
5. Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri). Tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan penulis kepada pembaca.
6. Creative purpose (Tujuan kreatif). Tulisan yang mengekspresikan seni atau nilai-nilai artistik pada tulisan tersebut.
7. Problem Solving purpose (tujuan pemecahan masalah). Tulisan ini dibuat untuk menjelaskan, menjernihkan, Serta meneliti secara cermat pikiran atau gagasan agar dapat dimengerti dan diterima pembaca.

Dalam proses pembuatan buku, Pak Dail selaku narasumber malam ini juga mengakui bahwa motivasi atau semangat beliau menulis itu juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Seperti contoh saat mengikuti pelatihan menulis, Pak Dail berlomba-lomba dengan sesama peserta pelatihan untuk mengirimkan tulisan paling awal.

Jika ditanya apa yang membuat Pak Dail termotivasi untuk menulis, jawabnya adalah perintah Allah yaitu IQRO, bacalah. Maka dari itu Pak Dail menjadi terpacu untuk menuliskan buah pikirannya yang nantinya dapat dibaca dan diambil manfaatnya bagi banyak orang. Mantap betul...

Menjadi penulis hebat sebagai motivasi ekstrinsik juga membuat kita semangat dalam menulis. Contohnya JK Rowling, sebelum film Harry Potter terkenal di seluruh penjuru dunia beliau mengalami berkali-kali di tolak naskah bukunya. Lihatlah sekarang, beliau termasuk orang-orang terkaya di dunia.

Yup yup yup.. Itu tadi penjelasan dari Pak Dail mengenai motivasi menulis. Menjadi PR bagi kita untuk menemukan tujuan kita dalam menulis dan menjadikan hal tersebut motivasi untuk tetap menulis. Salam literasi ❤️

MENJELAJAHI ALAM DIGITAL YANG LUAS (Maesaroh, M.Pd)


Hai pembaca Tulisan Mulyanita 👋 Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya..
Sore ini kita akan menjelajahi dunia digital serta cara membawa diri dalam lingkungan dinital ini. Yuk simak bersama.

Di era digital ini hampir semua orang memiliki gadet dengan segala aplikasi canggih yang digunakannya sehari-hari. Berselancar di media sosia menjadi bagian aktivitas yang tidak pernah ketinggalan bagi mereka. Aktivitas yang intens ini tak jarang mendatangkan banyaknya follower, subscriber di media sosial mereka. Tetapi sayangnya kecanggihan media sosial dan teknologi ini tidak berbanding lurus dengan kecakapan literasinya. Akibatnya banyak yang mudah termakan oleh berita hoax atau attitude dala bermedia sosial sangatlah membuat hati miris.


Luasnya alam maya juga menawarkan kebebasan dalam menyelaminya. Ketika kita sebagai guru masih asik chat di aplikasi whatsapp, anak-anak murid kita membentuk komunitasnya sendiri di aplikasi discord. Ketika kita mengandalkan youtube untuk hiburan, siswa-siswi kita sedang asik menyelami komik online dari berbagai belahan dunia. Bapak/Ibu sudah ada yang punya akun discord dan komik online? Saya pun tahu hal-hal tersebut dari siswa-siswi saya, ehehe.. Apakah dalam dua aplikasi dunia maya ini bisa mendatangkan hal negatif bagi siswa-siswi kita? Oh tentu saja iya. Kedua aplikasi ini dapat disusupi oleh konten pornografi juga kekerasan lainnya. 

Siswa-siswi kita di usia remaja ini memiliki banyak ketertarikan dan keingintahuan. Di masa ini mereka dalam fase pertumbuhan dan belum terbentuk kematangan berpikir dan emosional. Remaja membutuhkan arahan dari orang-orang dewasa di sekitarnya, termasuk kita sebagai gurunya. Sehingga menjadi penting bagi kita untuk mengarahkan siswa kita untuk bijak bermedia sosial dengan cara mengajarkan literasi digital.

Jika siswa-siswi kita tidak mendapatkan pengarahan secara bijak dalam menggunakan media sosialnya. Salah satu dampak dari penggunaan gadget yang terlalu tinggi adalah digital fatiguedigital fatigue  adalah suatu kondisi kelelahan fisik maupun mental akibat dari penggunaan media sosial secara berlebihan. Berikut adalah ciri-ciri seseorang terkena digital fatigue:
  • Perasaan lelah, bosan, malas, dengan berbagai kegiatan digital seperti zoom meeting dan lain sebagainya
  • Mata terasa sakit, lelah, dan perih.
  • Sakit kepala atau migrain.
  • Nyeri otot leher, bahu, atau panggung.
  • Sensitif terhadap cahaya.
  • Gangguan pada fokus, konsentrasi, dan memori.
  • Merasa putus asa dan tidak berdaya.
  • Kewalahan menghadapi situasi yang berulang.
  • Badan terasa lemah, lesu, tidak bertenaga, dan malas bergerak.
  • Muncul perilaku yang aneh dan tidak wajar. 
Berangkat dari hal di atas, kita perlu mengajarkan kepada siswa-siswi juga masyarakat untuk memahami 4 pilar kecakapan literasi digital, diantaranya:
    1. Digital Culture yaitu kecakapan dalam memanfaatkan media digital sebagai alat untuk menghubungkan satu koneksi menuju seluruh dunia
    2. Digital Safety yaitu kecakapan dalam melindungi diri dan aset digital ketika sedang berada di dunia digital
    3. Digital Ethics yaitu etika dalam menggunakan dunia digital dengan tidak mengalahgunakan alat digital sebagai penyebar informasi hoax
    4. Digital Skill yaitu kecakapan secara tehnologi dalam menggunakan piranti digital sebagai alat untuk menambah pengetahuan dan keahlian. Adapun kecakapan dalam hal ini perlu meliputi 8 kecakapan diantaranya : ilmu coding, collaboration, cloud software, word processing software, screen casting, personal digital archiving, information evaluation, dan use of social media
          Selain 4 pilar kecakapan literasi digital, kita  juga bisa mengajarkan kecakapan digital lainnya:  
          1. Photo visual literacy adalah kemampuan untuk membaca dan menyimpulkan informasi dari visual.
          2. Reproduksi literasi adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya baru dari pekerjaan.
          3. Percabangan literasi adalah kemampuan untuk berhasil menavigasi di media non-linear dari ruang digital.
          4. Informasi literasi adalah kemampuan untuk mencari, menemukan, menilai dan mengevaluasi secara kritis informasi yang di temukan di web.
          5. Sosio-emosional literasi adalah kemampuan yang mengacu pada aspek-aspek sosial dan emosional yang hadir secara online, apakah itu mungkin melalui sosialisasi, dan berkolaborasi, atau hanya mengkonsumsi konten.
          Ada 8 elemen penting yang harus dimiliki dalam mengembangkan literasi digital, yaitu :
          1. Kultural yaitu pemahaman ragam konteks pengguna digital
          2. Kognitif yaitu daya pikir menilai konten
          3. Konstruktif yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual
          4. Komunikatif yaitu memahami kinerja dan jejaring komunikasi di dunia digital
          5. Kepercayaan diri yang bertanggungjawab
          6. Kreatif melakukan hal baru dengan cara baru
          7. Krisis dalam menyikapi konten
          8. Bertanggungjawab secara sosial


          Besarnya ketertarikan masyarakat denga media sosial menandakan besarnya kebutuhan informasi di  masyarakat. Keingintahuan masyarakat yang besar ini memiliki sisi positif, namun dengan luasnya arus informasi di media sosial juga berdampak pada banyaknya informasi yang simpang siur.
          Pemerintah menargetkan tahun 2045 sebagai masa keemasan bagi bangsa Indonesia. Membangun Indonesia bisa diartikan sebagai membangun atau mempersiapkan karakter masyarakat Indonesia menuju tahun 2045 yang memiliki wawasan dan karakter kebangsaan juga menguasai literasi kebangsaan. Berikut adalah nilai karakter yang perlu dipupuk dan dikembangkan agar tercipta karakter bangsa yang bagus :
          1. Nilai kejujuran
          2. Nilai semangat
          3. Nilai kebersamaan atau gotong royong
          4. Nilai kepedulian atau solidaritas 
          5. Nilai sopan santun
          6. Nilai persatuan dan kesatuan
          7. Nilai kekeluargaan
          8. Nilai tanggungjawab

          Wah banyak sekali PR dalam membersamai era digital ini, yang bukan hanya maju secara teknologi tetpi juga diimbangi dengan pengamalan nilai agar menunjang cita-cita Emas Indonesia di tahun 2045. Untuk pembahasan kali ini saya rasa cukup.Yang perlu kita lakukan adalah mempraktekkan kecakapan literasi digital ini juga memupuk karakter diri yang kuat. Semangat bagi kita semua untuk menjawab tantangan besar di depan mata kita ini💪

          Blogger Lombok Yang Menimba Ilmu Di Negeri Fir'aun (Nazril Fathra)

          Hai Pembaca Tulisan Mulyanita👋 Apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya. Aamiin.. Saat ini saya sedang mengikuti kegiata...