Hai pembaca Tulisan Mulyanita 👋 Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya..
Sore ini kita akan menjelajahi dunia digital serta cara membawa diri dalam lingkungan dinital ini. Yuk simak bersama.
Di era digital ini hampir semua orang memiliki gadet dengan segala aplikasi canggih yang digunakannya sehari-hari. Berselancar di media sosia menjadi bagian aktivitas yang tidak pernah ketinggalan bagi mereka. Aktivitas yang intens ini tak jarang mendatangkan banyaknya follower, subscriber di media sosial mereka. Tetapi sayangnya kecanggihan media sosial dan teknologi ini tidak berbanding lurus dengan kecakapan literasinya. Akibatnya banyak yang mudah termakan oleh berita hoax atau attitude dala bermedia sosial sangatlah membuat hati miris.
Luasnya alam maya juga menawarkan kebebasan dalam menyelaminya. Ketika kita sebagai guru masih asik chat di aplikasi whatsapp, anak-anak murid kita membentuk komunitasnya sendiri di aplikasi discord. Ketika kita mengandalkan youtube untuk hiburan, siswa-siswi kita sedang asik menyelami komik online dari berbagai belahan dunia. Bapak/Ibu sudah ada yang punya akun discord dan komik online? Saya pun tahu hal-hal tersebut dari siswa-siswi saya, ehehe.. Apakah dalam dua aplikasi dunia maya ini bisa mendatangkan hal negatif bagi siswa-siswi kita? Oh tentu saja iya. Kedua aplikasi ini dapat disusupi oleh konten pornografi juga kekerasan lainnya.
Siswa-siswi kita di usia remaja ini memiliki banyak ketertarikan dan keingintahuan. Di masa ini mereka dalam fase pertumbuhan dan belum terbentuk kematangan berpikir dan emosional. Remaja membutuhkan arahan dari orang-orang dewasa di sekitarnya, termasuk kita sebagai gurunya. Sehingga menjadi penting bagi kita untuk mengarahkan siswa kita untuk bijak bermedia sosial dengan cara mengajarkan literasi digital.
Jika siswa-siswi kita tidak mendapatkan pengarahan secara bijak dalam menggunakan media sosialnya. Salah satu dampak dari penggunaan gadget yang terlalu tinggi adalah digital fatigue. digital fatigue adalah suatu kondisi kelelahan fisik maupun mental akibat dari penggunaan media sosial secara berlebihan. Berikut adalah ciri-ciri seseorang terkena digital fatigue:
- Perasaan lelah, bosan, malas, dengan berbagai kegiatan digital seperti zoom meeting dan lain sebagainya
- Mata terasa sakit, lelah, dan perih.
- Sakit kepala atau migrain.
- Nyeri otot leher, bahu, atau panggung.
- Sensitif terhadap cahaya.
- Gangguan pada fokus, konsentrasi, dan memori.
- Merasa putus asa dan tidak berdaya.
- Kewalahan menghadapi situasi yang berulang.
- Badan terasa lemah, lesu, tidak bertenaga, dan malas bergerak.
- Muncul perilaku yang aneh dan tidak wajar.
Berangkat dari hal di atas, kita perlu mengajarkan kepada siswa-siswi juga masyarakat untuk memahami 4 pilar kecakapan literasi digital, diantaranya:
- Digital Culture yaitu kecakapan dalam memanfaatkan media digital sebagai alat untuk menghubungkan satu koneksi menuju seluruh dunia
- Digital Safety yaitu kecakapan dalam melindungi diri dan aset digital ketika sedang berada di dunia digital
- Digital Ethics yaitu etika dalam menggunakan dunia digital dengan tidak mengalahgunakan alat digital sebagai penyebar informasi hoax
- Digital Skill yaitu kecakapan secara tehnologi dalam menggunakan piranti digital sebagai alat untuk menambah pengetahuan dan keahlian. Adapun kecakapan dalam hal ini perlu meliputi 8 kecakapan diantaranya : ilmu coding, collaboration, cloud software, word processing software, screen casting, personal digital archiving, information evaluation, dan use of social media
Selain 4 pilar kecakapan literasi digital, kita juga bisa mengajarkan kecakapan digital lainnya:
- Photo visual literacy adalah kemampuan untuk membaca dan menyimpulkan informasi dari visual.
- Reproduksi literasi adalah kemampuan untuk menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya baru dari pekerjaan.
- Percabangan literasi adalah kemampuan untuk berhasil menavigasi di media non-linear dari ruang digital.
- Informasi literasi adalah kemampuan untuk mencari, menemukan, menilai dan mengevaluasi secara kritis informasi yang di temukan di web.
- Sosio-emosional literasi adalah kemampuan yang mengacu pada aspek-aspek sosial dan emosional yang hadir secara online, apakah itu mungkin melalui sosialisasi, dan berkolaborasi, atau hanya mengkonsumsi konten.
Ada 8 elemen penting yang harus dimiliki dalam mengembangkan literasi digital, yaitu :
- Kultural yaitu pemahaman ragam konteks pengguna digital
- Kognitif yaitu daya pikir menilai konten
- Konstruktif yaitu reka cipta sesuatu yang ahli dan aktual
- Komunikatif yaitu memahami kinerja dan jejaring komunikasi di dunia digital
- Kepercayaan diri yang bertanggungjawab
- Kreatif melakukan hal baru dengan cara baru
- Krisis dalam menyikapi konten
- Bertanggungjawab secara sosial
Besarnya ketertarikan masyarakat denga media sosial menandakan besarnya kebutuhan informasi di masyarakat. Keingintahuan masyarakat yang besar ini memiliki sisi positif, namun dengan luasnya arus informasi di media sosial juga berdampak pada banyaknya informasi yang simpang siur.
Pemerintah menargetkan tahun 2045 sebagai masa keemasan bagi bangsa Indonesia. Membangun Indonesia bisa diartikan sebagai membangun atau mempersiapkan karakter masyarakat Indonesia menuju tahun 2045 yang memiliki wawasan dan karakter kebangsaan juga menguasai literasi kebangsaan. Berikut adalah nilai karakter yang perlu dipupuk dan dikembangkan agar tercipta karakter bangsa yang bagus :
- Nilai kejujuran
- Nilai semangat
- Nilai kebersamaan atau gotong royong
- Nilai kepedulian atau solidaritas
- Nilai sopan santun
- Nilai persatuan dan kesatuan
- Nilai kekeluargaan
- Nilai tanggungjawab
Wah banyak sekali PR dalam membersamai era digital ini, yang bukan hanya maju secara teknologi tetpi juga diimbangi dengan pengamalan nilai agar menunjang cita-cita Emas Indonesia di tahun 2045. Untuk pembahasan kali ini saya rasa cukup.Yang perlu kita lakukan adalah mempraktekkan kecakapan literasi digital ini juga memupuk karakter diri yang kuat. Semangat bagi kita semua untuk menjawab tantangan besar di depan mata kita ini💪
Lengkap, mantap👍👍👍
BalasHapusMantap bun. Semangat . . .
BalasHapus
BalasHapusLuar biasa... Semangat berliterasi
Siap mengerjakan PR digital literasi...
BalasHapusTerimakasih sudah berbagi ilmu