Rabu, 24 November 2021

MENJADI PENULIS PENERBIT MAYOR (Joko Irawan Mumpuni)


Hai pembaca Tulisan Mulyanita👋

Malam ini kita akan belajar langsung dari Direktur Penerbit Andi, Bapak Joko Irawan Mumpuni tentang cara menjadi penulis mayor. Yuk kita simak, siapa ada kesempatan kita di sana

Di awal pertemuan Pak Joko menyampaikan bahwa dalam menulis, jangan hanya sekedar menulis. Ini beresiko tulisan akan ditolak oleh penerbit. Mengapa?


Bagaimanapun juga penerbit adalah perusahaan yang juga mencari keuntungan dari hasil menerbitkan buku dari penulis-penulisnya. Sehingga sebagai penulis, hendaknya kita mengetahui posisi perusahaan, penulis, serta pembaca. 


Dari gambar di atas dapat dilihat ada 4 pihak yang terlibat, yaitu penerbit, penulis, penyalur, pembaca. Dimana penulis membutuhkan penerbit untuk mencetak hasil tulisannya. Penerbit juga akan mendistribusikan buku-buku tersebut kepada penyalur (dalam artian disini, toko buku). Penyalur membutuhkan pembaca untuk membeli buku-buku tersebut. Pembaca membutuhkan hasil karya dari penulis, untuk mendapat suatu informasi tertentu ataukan pembaca setia akan selalu menunggu karya-karya emas penulis favoritnya.

Sebuah buku, menjadi buku siap baca melalui berbagai proses yang ribet loh. Gak percaya? Ini saya kasih alur pembuatan buku di percetakan



Kita langsung beranjak kepada benefit aja yuk, ehehe.. Apa sih keuntungan yang didapatkan penulis, jika naskahnya berhasil diterima oleh penerbit mayor?

  1. Kepuasan. Menjadi kebutuhan batin rasa puas dimana bukunya menjadi karya monumental yang dikenal dan dikenang sepanjang masa
  2. Reputasi. Menerbitkan buku-buku akan menjadikan identitas atau reputasi bagi penulisnya
  3. Karir. Ada beberapa instansi menjadikan syarat sebagai kenaikan jabatan, seperti ketika ingin menjadi kepala sekolah.
  4. Uang. Peningkatan finansial adalah salah satu harapan dari buku-buku yang ditulis laku di pasaran. Dengan begitu penulis akan mendapatkan royalti. Juga sebagai penulis, kita bisa mendapatkan diskon pembelian langsung. Buku-buku yang laris dan dikenal oleh banyak kalangan akan membawa penulisnya pun terkenal. Ini akan membuka peluang penulis buku akan diundang mengisi seminar atau pelatihan-pelatihan. Mantap apa mantap tuh?😉
Di awal Pak Joko menekankan kepada para penulis untuk jangan asal-asalan dalam menulis. Pendapat Pak Joko ini agak bersebrangan dengan moto Omjay ya, yang meminta kita menuliskan apapun disetiap harinya. Kok bisa? Ya, kalo moto Omjay tentang menulis setiap hari itu untuk membiasakan kita menulis, melatih skill menulis kita. Kalau pendapat Pak Joko tentang jangan asal menulis ini, dilihat dari sudut pandang penerbit yang memiliki pertimbangan laku atau tidaknya karya ini di pasaran. Berikut adalah komposisi pertimbangan sebuah naskah akan diterima dan diterbitkan :


Sehingga berikut adalah kriteria akan diterbitkan atau tidaknya sebuah naskah :
  1. Tema populer dan penulis populer
  2. Tema tidak populer tetapi penulis populer
  3. Tema populer tetapi penulis tidak populer
  4. Tema tidak populer juga penulis tidak populer
Untuk menentukan sebuah tema populer atau tidak kita bisa meminta bantuan google trend. Sedangkan untuk melihat apakah penulisnya populer atau tidak, penerbit dapat mengecek dari CV penulis, melihat jumlah follower, subscriber dari sosial medianya. Juga penerbit dapat mengecek ketenaran penulis tersebut di google cendekia.

Sudah pusing belum, pembaca sekalian?? Kita lanjut ya membahas tentang kuantitas pencetakkan buku. Ada beberapa faktor yang menentukan oplah cetak buku, yaitu tema buku tersebut memiliki masa daur hidup yang panjang atau pendek, juga buku ini memiliki pasar yang luas atau tidak. Kuadran di bawah ini akan menggambarkan tinggi atau rendahnya oplah cetka buku.


Berkembangnya zaman, maka tema buku juga menyesuaikan dengan perkembangan pemasaran buku yang serba memanfaat terknologi, yang dikenal sebagai marketing 5.0. Apa itu marketing 5.0? Ia adalah aplikasi teknologi yang meniru manusia dalam menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan meningkatkan nilai dari selururh perjalanan pelanggan.

Data di bawah ini juga yang menjadi pertimbangan tema-tema buku di era ini :




Fiuuuhhh... Mantap ya. Ketika pakarnya yang berbicara, begitu banyak informasi yang kita dapatkan. Terima kasih Pak Joko, atas bedah penerbitannya. Walaupun tingkatan saya belum bisa memasukkan buku di penerbitan Bapak, tetapi ilmu ini akan saya simpan untuk bahan perang bagi saya saat saya sudah mumpuni dalam penulisan. Doakan ya Pak..

Sebagai penutup Tulisan Mulyanita malam ini saya ingin mengutip refleksi pembuka dari Pak Joko, yaitu "dimanakah letak semangat menulis kita??" Yuk bisa yuk💪


Sekian Tulisan Mulyanita malam ini, sampai jumpa kembali. Bye👋


1 komentar:

Blogger Lombok Yang Menimba Ilmu Di Negeri Fir'aun (Nazril Fathra)

Hai Pembaca Tulisan Mulyanita👋 Apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya. Aamiin.. Saat ini saya sedang mengikuti kegiata...