Selasa, 02 November 2021

PROOFREADING SEBELUM MENERBITKAN TULISAN (Susanto, S.Pd)


Hai pembaca Tulisan Mulyanita ✋ Terima kasih sudah mampir dan membaca tulisan saya hari ini.
Hari ini kita akan belajar dari Bapak Susanto tentang bagaimana caranya menjadi proofreading sebelum menerbitkan tulisan kita. 

Yuk, kita langsung ke pembahasannya ya.. 

Apa itu proofreading?
Proofreading (uji baca) adalah membaca ulang sebuah tulisan dengan tujuan memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut. Kesalahan yang dimaksud di sini termasuk kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata. Perlu juga diketahui bahwa proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda baca, tetapi harus bisa memastikan bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami. Seorang proofreading juga harus mengenali kalimat tulisan yang efektif, tersusun dengan tepat, dan substansi tulisan dapat dipahami pembaca.

Siapa saja proofreader itu?
Proofreading dapat dilakukan oleh penulis. Proofreading diharapkan dapat memeriksan kesalahan teks dengan cermat sebelum dipublikasikan. Oleh karena itu proofreading dilakukan di akhir, setelah tulisan selesai. Jika tulisan sudah selesai penulis dapat mengendapkan sejenak tulisannya. Sejenak disini bisa dala hitunganjam atau hari, tidak terlalu lama. Supaya penulis dapat bersikap objektif saat melakukan proofreading. Ia akan memposisikan dirinya sebagai calon pembaca. Hal ini biasa disebut sebagai proofreading oleh "orang lain".

Bagaimana cara melakukan proofreading?
  1. Merevisi draf awal teks. Bisa dengan membuat perubahan yang signifikan pada konten atau dipindahkan atau dihapus seluruh bagian
  2. Merevisi penggunaan bahasa : kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks
  3. Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa benar, sintaks jelas, konsistensi gaya penulisan, dan dapat juga memperbaiki kalimat yang ambigu
  4. Mengecek ejaan yang merujuk pada KBBI dan PUEBI; pemenggalan kata-kata yang merujuk pada KBBI, konsistensi nama dan ketentuannya; serta memperhatikan judul bab dan penomorannya.
Proofreading di atas berlaku untuk semua jenis naskah penulisan, termasuk blog. Termasuk para peserta pelatihan menulis saat ini yang diharuskan membuat resume di blog, kita adalah blogger yang mempublikasikan resume kita. Sehingga kita harus menghindari typo dan penyingkatan kata. Sedikit atau tidak adanya kesalahan dalam tulisan akan membuat pembaca merasa nyaman dengan tulisan kita.
Kesalahan selanjutnya yang banyak ditemui dalam penulisan adalah kesalahan tanda baca. Memberi spasi (jarak) kata, tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya harus dilakukan secara tepat. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Untuk itu kita perlu menguasai PEUBI dan kata-kata baku yang merujuk KBBI. Tanda-tanda baca ini memiliki sifat menjelaskan tulisan kita. Contoh penggunaan tanda tanya, jika tidak digunakan akan membuat pembaca ambigu. 
Tips untuk melakukan proofreading ejaan pada woordpress dengan mode penulisan classic:
  1. Setelah tulisan selesai, buka jendela draf dan buka juga jendela pratinjau
  2. Baca tulisan pada pratinjau, jika ada kesalahan penulisan, block kata yang salah lalu copy.
  3. Buka jendela draft, tekan tombol CTRL+F
  4. Tempelkan salinan tadi pada kolom pencarian CTRL+V. Akan muncul highlight tulisan, lakukan perbaikan kata, setelah itu klik tombol simpan (CTRL+S)
  5. Buka jendela pratinjau, lalu refresh (tekan tombol F5)

Apa bedanya proofreading dengan editting?
Editting lebih berfokus pada aspek kebahasaan sedangkan proofreading fokus kepada isi atau substansi dari tulisan juga kebahasaan. Proofreading tidak hanya menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk akal atau belum.

Contoh sederhana proofreading
Teks asli

Membuat cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita non fiksi. Tetapi cerita non fiksi dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar lebih menarik. Tentu sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya non fiksi yang telah ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian, dan sejenisnya.

Teks Perbaikan

Membuat cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita nonfiksi. Tetapi, cerita nonfiksi dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar lebih menarik. Tentu sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya nonfiksi yang telah ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian, dan sejenisnya.

Tapmantap ya materi hari ini, aplikatif sekali untuk kita yang memulai menulis di blog. Saya jadi langsung cek&ricek tulisan saya nih. Sepertinya masih banyak yang harus dirapihkan agar lulus uji proofreading😁

Terima kasih sudah membaca Tulisan Mulyanita hari ini, sampai jumpa ditulisan lainnya✋

3 komentar:

Blogger Lombok Yang Menimba Ilmu Di Negeri Fir'aun (Nazril Fathra)

Hai Pembaca Tulisan Mulyanita👋 Apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya. Aamiin.. Saat ini saya sedang mengikuti kegiata...