Jika ada sebuah pertanyaan: Siapakah yang rasa cintanya lebih tulus; cinta ibu kepada anak-anaknya atau cinta anak-anak kepada ibunya? Pasti kebanyakan kita akan menjawab cinta ibu terhadap anak-anaknya. Jawaban itu bisa benar, tapi jika dipikir-pikir kembali jawaban yang paling tepat adalah cinta anak-anak terhadap ibunya. Loh kok bisa?
Bu ibu, pernah mengalami kejadian seperti ini tidak? Suatu ketika anak kita bertingkah laku yang membuat kita marah, lalu keluarlah jurus Omelan sakti kepada anak-anak kita. Berselang beberapa menit kemudian anak-anak sudah bersikap manja lagi kepada kita tanpa kesal atau ngambek yang terlalu lama. Padahal di saat itu juga mungkin kita masih kesal dengan tingkah laku anak yang menyebalkan tadi. Nah sampai di sini terbayang ya betapa tulusnya rasa sayang anak-anak kita lebih besar daripada kita orangtuanya..
Sering sekali saya merasakan betapa ketulusan kasih sayang kedua jagoan saya lebih tulus bahkan melebihi kasih sayang suami terhadap saya. Dua jagoan saya ini romantis yang bahkan mengarah gombal kepada saya. Terlebih ketika mereka mulai bersekolah, mulai banyak dapat cerita dan nasehat betapa pentingnya memuliakan orangtua.
Saya sang ibu pekerja biasa berangkat bekerja lebih pagi daripada kedua anak saya berangkat ke sekolahnya. Nah setiap kali saya ingin berangkat ke sekolah, kami punya rutinitas sun, salim, sayang. Dimana kami akan saling berpelukan, anak-anak akan mencium tangan saya dan juga saya akan mencium wajah kedua jagoan saya. Selain itu saat saya hendak pergi, anak bungsu saya sering sekali bertanya "umma, ada barang yang tertinggal, ga? Handphone sudah di tas belum, bekal makan sudah dibawa belum, umma helmnya pakai dulu". Hehehe.. terdengar terbalik ya Bu. Biasanya ibulah yang sering mengingatkan barang-barang yang dibawa anak-anaknya ke sekolah, kalau saya malah diingatkan oleh anak-anak. Yang sering membuat terharu, anak-anak ini juga sering mengingatkan saya untuk membaca doa berkendaraan dan doa keluar rumah. "Umma, baca doa keluar rumahnya dulu" ucap sulung saat saya ingin keluar rumah. "Umma, aku belum dengar umma baca doa naik kendaraan" protes si bungsu. Saya harus memperlihatkan bahwa saya sedang menangkupkan kedua tangan 🤲 agar mereka yakin saya sudah berdoa. Saya rutin melafalkan doa berkendaraan karena anak sulung saya yang selalu ingin membaca doa berkendaraan sebelum bepergian dengan motor kami.
Eittss sisi gombal kedua jagoan saya belum terbahas Bu ibu. Setiap saya akan berangkat bekerja, saya sering mendoakan mereka sambil sun pipi kanan, sun pipi kiri. Dan mereka sering membalas dengan mengatakan kalau mereka sayang kepada saya. Ini wajar dan normal ya Bu. Tetapi saya pernah dikejutkan dengan mereka teriak bilang "saranghe umma" dan juga bertingkah seperti mencari sesuatu di kantong baju seragam mereka tetapi sambil mengeluarkan jari tangan dan jempol yang membentuk hati ala orang-orang Korea seraya berkata: "aduh umma di kantong ku ada apa ini? Ada hati, saranghe umma"
Aiiihhh... Meleleh hati mamak, Bu ibu..
Di setiap pagi gombalan dan pengingatan dari mereka yang membuat pagi saya cerah bersinar. Semangat mencari rejeki yang halal full terisi. Saya ingin terus merasa dicintai oleh mereka, sehingga saya terus berdoa kepada Yang Maha Kuasa untuk selalu menyehatkan jiwa raga, melimpahkan kasih sayang kepada kedua belahan jiwa saya. Aamiin...
Nak terima kasih atas ketulusan kasih sayang kalian terhadap Umma...❤️
Tidak ada komentar:
Posting Komentar