Kamis, 11 November 2021

MENGENAL PENERBIT INDIE (Mukminin, M.Pd)


Haaaii.. Pembaca Tulisan Mulyanita✋ Bagaimana progres menulisnya? Semoga semakin semangat dan tidak meredup ya.. Cuaca boleh dingin tetapi semangat tetap membara...

Malam ini, pembelajaran kita didampingi Cak Inin. Rasanya kurang afdhol jika kita belum berkenalan dengan beliau. Nama lengkap narasumber kita malam ini bernama Mukminin. Lahir di Jombang. Menamatkan S1 di IKIP PGRI Tuban dan S2 di Unisda Lamongan. Saat ini beliau berprofesi sebagai guru di SMP 1Kedungpring Lamongan, penulis, penerbit buku Kamila Press Lamongan, dan masih ada beberapa lagi. Sebagai penulis beliau sudah banyak menelurkan karya-karya. Dalam dua tahun terkahir beliau sudah membuat 3 buku solo, 11 buku antologi, dan satu buku duet. Mantap ya.. Dari Cak Inin kita belajar tentang arti ketekunan, tekad, motivasi, dan perjuangan dalam membuat tulisan.

Jika pada pertemuan-pertemuan kita sudah belajar tentang cara menulis buku, malam ini kita akan belajar mengenal penerbit buku. Untuk mencetak buku hasil tulisan, kita membutuhkan jasa penerbit. Ada beberapa jenis penerbit yang perlu kita ketahui, yaitu penerbit mayor, penerbit indie dan self publishing.


Apa itu penerbit mayor dan penerbit indie?

Penerbit mayor adalah perusahaan penerbitan dalam skala besar. Biasanya penerbit mayor sudah memiliki "nama" yang besar dan terkenal. Selain itu manajemen dari penerbit ini sudah bagus, seperti sudah jelas bidang yang menangani layout, desain, editor, marketing ke toko buku jaringannya. Buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor pastilah sudah memiliki ISBN (International Standard Book Number)

Penerbit indie atau independen adalah alternatif untuk menerbitkan buku yang dilakukan oleh penulis naskah. Penerbit indie juga memiliki editor dan lay outer. Hanya saja naskah diedit ringan saja untuk memeriksa tulisan yang typo dan tanda bahasa yang standar, tidak merubah isi naskah tulisan. Buku yang diterbitkan melalaui penerbit indie belum tentu memiliki ISBN, penulis perlu mengajukan beberapa eksemplar bukunya untuk diajukan penerbit sebagai syarat mendapatkan ISBN. 


Apa perbedaan penerbit mayor dan penerbit indie?

Penerbit Mayor

Penerbit Indie

Mencetak buku secara massal. Minimal 1000 eksemplar

Hanya mencetak buku saat ada pemesanan, atau cetak berkala yang dikenal sebagai POD (Print of Demand)

Di distribusikan ke toko-toko buku

Di pasarkan melalui media sosial, seperti facebook, twitter, instagram, youtube, wa grup, dll

Naskah harus melewati beberapa prosedur sebelum siap cetak. Ini merupakan bentuk ketelitian, seleksi ketat, dan harus mengikuti selera pasar dikarenakan jumlah cetak mencapai 3000 eksemplar. Sehingga tingkat penolakan naskah tinggi

Tidak menolak naskah selama naskah tersebut karya orisinil, tidak melanggar undang-undang hak cipta, tidak plagiat, tidak mengandung SARA dan pornografi, maka naskah bisa diterbitkan.

Sangat professional didukung dengan SDM dan manajemen yang rapih.

Penulis harus jeli mencari penerbit indie yang professional. Yang menjadi tolak ukur penerbit indie yang bagus adalah mutu dan manajemen pemasaran bukunya. Kualitas kertas yang digunakan book paper dan kualitas cover yang mengkilat, bersih dan bagus.

Waktu konfirmasi naskah lolos cetak atau tidak berkisar 1 sampai 3 bulan. Setelah naskah lolos cetak, waktu penerbitan bisa cepat bisa juga bertahun-tahun karena penerbit besar mempunyai alur kerja yang cukup panjang.

Naskah yang diterima akan segera dicetak. Dalam hitungan minggu buku telah terbit. Penerbit indie tidak ribet dalam memproses naskah selama penulis yakin karya tesebut layak diterbitkan.

Kebanyakan penerbit mayor mematok royalty tidak lebih dari 10% dari harga penjualan. Biasanya dikirim kepada penulis setelah mencapai angka tertentu atau setelah 3-6 bulan penjualan buku.

Umumnya 15 – 20% dari harga buku.

Biaya penerbitan gratis. Proses penerbitan hingga penjualan dilakukan dan ditanggung oleh penerbit. Jika buku tidak laku di lapangan maka kerugian ditanggung oleh penerbit. Oleh sebab itu proses seleksi naskah hingga penerbitan harus dipikirkan secara matang oleh penerbit mayor

Berbayar sesuai dengan aturan di masing-masing penerbit indie, karena setiap penerbit punya standar kualitas pelayanan dan buku yang berbeda-beda.


Yups itu tadi tentang penerbit indie serta perbedaannya denga penerbit mayor yang perlu kita pahami untuk menerbitkan calon buku-buku kita nanti. Semoga materi malam ini semakin membuat kita semangat menulis dan menerbitkan tulisan kita.💪

Menutup resume malam ini, izinkan saya mengutip sebuah quotes bagus :

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib

Bye, sampai jumpa di Tulisan Mulyanita selanjutnya.✋



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger Lombok Yang Menimba Ilmu Di Negeri Fir'aun (Nazril Fathra)

Hai Pembaca Tulisan Mulyanita👋 Apa kabar? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia ya. Aamiin.. Saat ini saya sedang mengikuti kegiata...